Jalan Terjal Pembangunan Pasar Sidoharjo

Jalan Terjal Pembangunan Pasar Sidoharjo

Awal Ditolak, Kini Dijamin Selesai Sebelum Pemilu

Perjalanan panjang pembangunan Pasar Sidoharjo Kecamatan Way Panji, dari ditolak habis-habisan. Kini proses pembangunannya dijamin selesai sebelum Pemilu 17 April mendatang. Seperti apa intrik dibalik polemik pasar itu? berikut laporan selengkapnya!.   Laporan, Veri Dial Aryatama Way Panji Keringat mengucur berhias muka pucat. Begitu tampang Kepala Desa Sidoharjo Marjana saat nyaris baku pukul dengan massa yang kontra terhadap pembangunan pasar. Adegan diatas hanya satu dari sekian episode panjang yang terjadi di awal tahun 2017. Bila ditelisik, intrik politik didalamnya cukup kental. Bagaiaman tidak. Marjana yang semula berusaha menata ulang pasar dianggap mengganggu tempat makan sekelompok orang yang tak lain adalah orang lama di pasar patok itu. Percikan masalah membesar tat kala desakan dari lawan politik Marjana yang semula adalah sekutu justru berujung permusuhan. Terlebih kasak-kusuk permintaan kios pasar oleh mantan sekutunya itu tak dipenuhi oleh aparatur desa. Bak bola salju yang menggelinding, dua pemimpin kabupaten ini mulai dari Zainudin Hasan sampai Nanang Ermanto kecipratan imbasnya. Marjana tak menampik bahwa dirinya pasrah kala itu. Sebab pressure yang didapatnya bukan sembarang pressure. Sampai akhirnya adegan-adegan anarkis yang diwarnai banting kursi di balai desa berkhir pelukan di akhir tahun 2018 lalu. “ Alhamdulillah sekarang sudah selesai dan tidak ada kendala sejauh ini. Pembangunannya sudah berjalan dan akan rampung sebelum Pemilu April mendatang,” kata Marjana kepada Radar Lamsel, Rabu (13/2). Ia tak menampik bahwa awal mula protes tersebut memang ada oknum yang meminta jatah kios namun tidak dipenuhinya. Dari situ polemik berlanjut sampai masuk tahun ketiga. Bila ditelisik lebih dalam dari keterangan masyarakat Sidoharjo polemik itu tak lepas dari pada aktor dibelakangnya. Bahkan warga tak canggung menyebut adalah anggota dewan dibaliknya. Sementara hanya ada dua anggota DPRD Lamsel dikecamatan itu. Satu berbendera merah, satu lagi berbendera kuning. Apabila benar yang disampaikan masyarakat Sidoharjo. Tentulah masalah itu dapat berimbas terhadap elektabilitas dewan yang dianggap ada dibalik layar. Apalagi bila legislatif itu kembali maju dalam putaran Pileg April mendatang. Dari hasil musyawarah pamungkas 19 Desember 2018 itu, muncul keputusan bahwa pembangunan pasar Sidoharjo dilanjutkan dengan catatan tetap mengedepankan asas transparansi. Artinya, selama pembangunan berjalan pemerintah desa dan panitia pelaksana mesti memenuhi tuntutan FMPD yang dianggap tidak bertentangan secara administrasi. Anggota DPRD Lamsel Sunyata yang ada dalam musyawarah itu menjelaskan, substansi antara satu pihak dengan pihak lainnya harus disatukan. Sebab, keduabelah pihak sama-sama punya argumentasi dan landasan dalam persoalan tersebut. “ Kalau diibaratkan masalah ini seperti api dalam sekam. Satu sisi pedagang ingin pasar dibangun, satu sisi lagi merasa ada kejanggalan adminsitratif. Dan semua tidak ada yang salah karena secara kasat mata memang aturan yang berlaku juga mesti ditaati,” ujar Sunyata usai musyawarah di aula Kecamatan Way Panji, Rabu (19/12) silam. Kini, proses pembangunan 50 kios yang dibangun oleh kocek pribadi para pedagang itu bakal segera rampung. Impian meramaikan pasar di bulan ramadhan pun bakal menjadi kenyataan, maklum tiga kali ramadhan pasar Sidoharjo biasa saja. Tak se-istimewa pasar-pasar di 16 kecamatan lainnya. Ketua Pembangunan Pasar Sidoharjo, Syawal menargetkan pembangunan itu akan rampung. Dengan catatan tidak ada hambatan. “ Sebelum Pemilu mudah-mudahan selesai, tinggal finishing,” tukasnya. (*)

Sumber: