Tahun Ajaran Baru Tanpa Siswa Baru

Tahun Ajaran Baru Tanpa Siswa Baru

Zonasi Picu SDN2 Tajimalela tak Dapat Siswa

KALIANDA – Tahun ajaran baru semestinya menjadi ladang bagi sekolah untuk menampung siswa-siswi baru. Namun tidak demikian untuk SDN 2 Tajimalela, Kecamatan Kalianda.           Tahun ajaran 2019/2020 ini, para guru disana hanya bisa gigit jari. Satu siswa pun tidak ada yang mendaftar disekolah itu. Belum diketahui faktor apa yang membuat sekolah ini sepi peminat, namun faktor zonasi disinyalir kuat menjadi pemicunya.           Radar Lamsel mencoba menghubungi Kepala SDN 2 Tajimalela, Bunyati, S.Pd. Dia pun mengamini jika tahun ajaran ini sekolahnya memang tidak menerima siswa baru. Bunyati mengatakan bahwa faktor sepinya peminat SDN 2 Tajimalela karena banyaknya SD di lingkungan setempat. Selain itu, faktor zonasi juga menjadi salah satu penyebabnya.           “Ya, sekolah di situ kan ada 3 tuh. Sekarang mungkin zona-zona itu kan, 3 sekolah itu zonanya sama. Dari dulu SDN 2 Tajimalela memang begitu (susah dapat murid’red),” katanya kepada Radar Lamsel, Selasa (30/7) kemarin.           Bunyati mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin agar tahun ajaran baru bisa mendapat siswa. Namun upaya yang telah dilakukan sia-sia. Bunyati juga mengakui jika SDN 2 Tajimalela memang kalah pamor jika dibandingkan dengan SDN 1 Tajimalela, dan SDN 1 Canggu.           “Saya sudah maksimal, sudah berusaha. Tahun-tahun kemarin, saya coba beri bantuan kepada siswa baru. Misalnya menggratiskan seragam olahraga, bantuan buku tulis, tapi ya masih sulit. Karena sekolah lain juga menerapkan seperti itu,” katanya.           Seluruh siswa SDN 2 Tajimalela seluruhnya berjumlah 25 orang. Rinciannya, kelas 2 dengan 6 siswa, kelas 3 dengan 3 siswa, kelas 4 dengan 4 siswa, kelas 5 dengan 5 siswa, dan kelas 6 dengan 7 siswa. Meski jumlah siswanya hanya 25 orang, Bunyati menegaskan jika SDN 2 Tajimalela tidak kalah dengan sekolah lain. Baik dari segi fasilitas gedung, kegiatan, dan lain-lain.           “Sekolah kami itu tidak kalah, contohnya siswa sekolah lain masuk SMP favorit, alumni SDN 2 Tajimalela juga masuk. Sekolah lain ikut kegiatan, sekolah saya juga ikut. Kalau soal itu kami tidak kalah dengan yang lain,” katanya.           Ketika ditanya apakah ada siswanya yang berasal dari desa lain selain Desa Tajimalela, Bunyati mendadak mematikan sambungan teleponnya. Tetapi, sebelum mematikan teleponnya, Bunyati sempat menyebut ‘wartawan’ dengan nada yang agak kesal. (rnd)

Sumber: