Elemen Sorot Ajang Pemilihan Muli-Mekhanai
KALIANDA – Pemilihan muli mekhanai dalam ajang Festival Rajabasa di Kabupaten Lampung Selatan masih jauh dari panggang api. Namun, proses pemilihan muli mengkhanai yang akan mewakili masing-masing kecamatan mulai disorot. Pemicunya sejumlah kecamatan dikabarkan tak memberdayakan pemuda dan pemudi asal Lamsel. Padahal dalam kompetisi ini kedekatan emosional pemuda dengan daerah sangat dikedepankan. “Tradisi lama yang seperti ini harus kita buang. Jangan sampai lagi ada muli mekhanai yang tidak berasal dari Lamsel,”kata Dewan Pembina Siger Parisa Rudi Suhaimi kepada Radar Lamsel di Kalianda, kemarin. Menurut Rudi, beberapa tahun terakhir, ekspektasinya terhadap ajang pemilihan muli mekhanai di Lamsel tidak terakomodasi. Sebab, pemuda dan pemudi yang ikut ajang itu merupakan orang-orang yang berasal dari luar Lamsel. “Masak jumlah kecamatan di Lamsel saja ada yang tidak tahu. Ini kan sudah sangat kelewatan. Bagaimana mau tahu potensi yang dimiliki Lamsel,” ungkap pegiat seni di Kalianda ini. Kader Partai Golkar Lamsel ini mengungkapkan, pengetahuan lokal menjadi modal dasar para muli mekhanai. Pengetahuan ini akan lebih baik didukung dengan penampilan yang baik. “Nah, kita ini punya orang-orang ini. Cuma selama ini tidak diberdayakan sama sekali. Ini harus kita benahi,” ungkapnya. Pemilihan muli mekhanai, kata Rudi, seharusnya bukan sekedar ajang seremonial pemilihan pemuda dan pemudi di Lamsel atas dasar kecantikan atau kegantengan. Melainkan sebagai ajang untuk mencari agen-agen yang tugasnya dapat mempromosikan Lampung Selatan ke khalayak ramai dengan segala aktivitas yang dilakukan. “Saya berharap tidak ada lagi yang main comot dari luar Lamsel. Memberdayakan hal yang kita punya itu merupakan pembangunan yang berkeadilan,” ungkap dia. (edw)
Sumber: