Pasal Wanita; Dua Seteru Berduel Satu Tewas
radarlamsel.com,KATIBUNG – Diduga mendendam satu sama lain. Agung (20) warga Desa Pardasuka Kecamatan Katibung tewas usai ditusuk senjata tajam (sajam) oleh seterunya Gilang (18) warga Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Sabtu (18/1) sore. Agung tewas usai mengalami pendarahan hebat. Mata pisau yang dihujamkan pelaku pada bagian perut mengoyak usus korban hingga terurai. Agung sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat, namun 7 kantung darah yang didonorkan oleh kerabat tak mampu menyelamatkan nyawa korban. Sebelum duel maut itu terjadi, korban diketahui sudah saling berkirim pesan dengan pelaku via Direct Massage (DM) medsos Instagram. Pelaku juga sempat mendatangi desa korban di hari tersebut. Begitu juga dengan korban yang sempat mendatangi desa pelaku pada Sabtu sore. Alif (21) sahabat korban sekaligus saksi mata kejadian itu mengatakan, dirinya dijemput oleh korban dengan alasan mengajak membeli durian disekitar Desa Babatan hingga Desa Tarahan. Alif manut, ia menemani sahabat karibnya itu. Desa Babatan lewat, durian tak kunjung didapat. Sampai di Desa Tarahan keduanya balik arah pulang. Naas, Sesampainya di Dusun Sukabandung Desa Tarahan, Gilang datang menyusul dari Desa Tarahan bersama dengan lima rekannya menggunakan dua sepeda motor. Alif bercerita; dirinya ditahan oleh kelima orang rekan Gilang. Rekan-rekan pelaku mengisyaratkan agar Alif membiarkan keduanya berduel sembari menginstruksikan Alif agar tak ikut campur. “ Mereka berjumlah enam orang bonceng tiga dengan dua sepeda motor. Sampai di TKP dekat tambal ban tak jauh dari PT. San Xiong Steel mereka mencegat saya dan Agung. Lima orang menahan saya sementara Agung dan Gilang terlibat perkelahian,” ujar Alif kepada radarlemsel.com, Minggu (19/1) di kediaman korban. Semula, Alif mengira duel tersebut tak menggunakan sajam. Sebab sepengatahuan Alif, sahabatnya itu berkelahi dengan tangan kosong. Bahkan diceritakan hanya mengenakan celana pendek dan sehelai kaus oblong. Namun Alif kaget ketika melihat sahabatnya sudah berlumur darah seraya berucap kepada Alif ‘saya ditusuk wak’. Melihat penusukan yang dilakukan Gilang, kelima rekan Gilang langsung kabur berjamaah. Sementara sahabat korban, Alif bergegas memanggil rekannya di sekitar tempat kejadian perkara untuk segera membawa Agung ke Puskesmas terdekat. Alif mengejar Agung yang kedapatan masuk ke PT. San Xiong Steel dengan cara memanjat tembok. “ Saya kejar pelaku kemudian masuk ke San Xiong, manjat tembok. Lalu satpam San Xiong menangkap pelaku yang dikira adalah pencuri. Saat ini pelaku sudah diamankan polisi sedangkan lima orang rekannya yang menahan saya kabur entah kemana,” jelasnya. Dari keterangan Alif terkuak bahwa kedua seteru itu sudah menaruh benih-benih dendam lantaran wanita. Diketahui Agung saat ini menjalin hubungan dengan mantan pacar Gilang (DV) yang masih duduk dibangku SMA. “ Agung memang sempat bilang ke saya, kalau si Gilang panas karena dirinya menjalin hubungan dengan DV mantan pacar Gilang. Nah dari situ mereka mungkin ngajak bertemu. Kenapa pakai DM Instagram? Karena whatsapp dan nomor masing-masing sudah diblokir oleh pacarnya. Makanya pakai DM. Bahkan sebelum korban meninggal diketahui sempat dicegat saat nyore dengan DV oleh pelaku di sekitar Sebalang namun korban memilih balik arah lalu mengantar pacarnya pulang,” sebut Alif. Atas pembunuhan tersebut. Abdul Rahman (37) kakak kandung Angung menegaskan agar pihak kepolisian menangkap semua pelaku yang terlibat. Tak terkecuali kelima orang rekan Gilang. “ Keluarga tidak terima karena adik bungsu kami tewas ditusuk sajam. Kalau berkelahi biasa kami tidak permasalahkan, tetapi kalau sudah pakai sajam hingga menghilangkan nyawa. Maka kami akan kawal terus kasus ini sampai semua pelaku dihukum setimpal. Kalau tidak jangan salahkan keluarga yang tidak terima,” ujar Abdul Rahman mengisyaratkan agar polisi meringkus dan menghukum semua yang terlibat. Disinggung kehadiran sang pacar DV? Kakak korban membenarkan bahwa pacar adiknya itu sempat datang melihat jenazah sebelum dikebumikan. Sang pacar datang tanpa banyak bicara. “ Sudah datang tapi nggak banyak bicara, setelah melihat jenazah Agung dia (DV) langsung pulang,” jelasnya. Abdul Rahman mengatakan Agung adalah Anak kesembilan alias paling bungsu. Sejak kecil Agung memang sudah sering dipukuli oleh teman-teman sekolahnya bahkan juga sempat koma namun hal itu sudah dilupakan oleh keluarga. “ Pernah juga koma karena dipukuli oleh teman sekolahnya dulu. Tapi ya namanya remaja, keluarga masih mentolerir selama tidak pakai senjata tajam seperti ini. Kalau ini sudah keterlaluan, keluarga akan ikhlas jika semua pelaku dihukum. Tetapi kalau terendus ketidak adilan atas kasus ini kami akan bertindak,” ujar anggota keluarga korban menimpali. (CW2)
Sumber: