Banjir Kembali Menerjang

Banjir Kembali Menerjang

Puluhan Rumah dan Sawah Terendam

KETAPANG - Hujan deras yang melanda wilayah Kecamatan Ketapang dan sekitarnya pada Rabu siang hingga petang (12/01/2022) menyebabkan banjir dibeberapa tempat diwilayah kecamatan setempat. Banjir yang terjadi akibat luapan air sungai hingga menyebabkan puluhan rumah dan sawah terendam. Di Dusun I Sumur Induk, Desa Sumur, Kecamatan Ketapang misalnya. Banjir ditempat ini merendam sekitar 40 rumah warga dan sekitar 10 hektar sawah. Penyebab banjir di tempat ini adalah meluapnya air sungai Way Sumur di Dusun I Sumur Induk yang mengalami pendangkalan. Kepala Desa Sumur, Kecamatan Ketapang I Nyoman Prima Wijaya membenarkan banjir yang terjadi dibeberapa tempat di desanya. Menurutnya, banjir yang terjadi di Dusun 1 Sumur Induk disebabkan curah hujan cukup deras dan sungai Way Sumur sudah lama mengalami pendangkalan. \"Hujan deras dari siang sampai sore kemarin. Air sungai Way Sumur meluap karena mengalami pendangkalan sejak lama. Air sungai meluap ke pemukiman warga dan merendam rumah sekitar 40 rumah. Selain rumah, banjir juga merendam sawah sekitar 10 hektar,\" kata Nyoman Prima Wijaya saat dihubungi Radar Lamsel, Kamis siang (13/01/2022). Lebih lanjut Kades Sumur ini mengatakan, bencana banjir sering melanda wilayah tersebut saat musim hujan. Sebab, sungai Way Sumur tak dapat menampung debit air yang cukup tinggi ketika hujan deras. \"Setiap hujan deras tempat ini selalu direndam banjir karena sungainya sudah dangkal dan meluap ke rumah warga,\" kata Sabri, panggilan akrab Nyoman Prima Wijaya. Menurutnya, sungai Way Sumur sudah lama diajukan untuk di normalisasi ke Pemkab Lampung Selatan. Namun sampai saat ini harapan masyarakat itu belum di realisasikan oleh pemerintah. \"Saat Musrenbang tahun 2019 lalu sudah di umumkan akan dilaksanakan normalisasi sungai Way Sumur. Tapi entah kenapa sampai sekarang normalisasi tidak terealisasi. Kami pemerintah desa dan masyarakat sangat mengharapkan pemerintah segera melakukan normalisasi sungai untuk mencegah banjir,\" tutur Sabri. \"Selain normalisasi sungai, kami juga mengharapkan pemerintah membangun tanggul penahan tanah karena beberapa titik bibir sungai sudah longsor dan rawan longsor,\" imbuhnya. Bencana banjir di Desa Sumur, Kecamatan Ketapang langsung mendapat perhatian oleh Pemerintah Kecamatan Ketapang. Camat Ketapang Madro\'i, SE didampingi sejumlah aparat kepolisian Polsek Penengahan dan Danramil Penengahan meninjau langsung kondisi banjir tersebut. Meski banjir yang merendam puluhan rumah dan sawah itu sudah mulai surut, pemerintah kecamatan dan jajaran turut prihatin atas peristiwa itu. \"Saya dan petugas Polsek Penengahan dan Danramil Penengahan sudah meninjau lokasi banjir. Banjir yang merendam rumah warga sudah surut setelah dua jam kemudian. Karena air sungai yang meluap itu hanya lewat saja dan tidak menggenangi pemukiman warga,\" kata Madro\'i. Madro\'i juga mengatakan, banjir yang terjadi di Dusun 1 Sumur Induk itu akibat pendangkalan sungai Way Sumur. \"Solusinya adalah perlu normalisasi sungai. Banjir ini sering terjadi ketika musim hujan. Yang terdampak banjir ini adalah sawah sekitar 10 hektar dan banyak rumah warga yang terendam. Tapi air hanya lewat saja, setelah beberapa jam air langsung surut,\" terangnya usai meninjau lokasi banjir. Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) Dinas Pertanian Kecamatan Ketapang Kiki Rendra, S.P, M.M mengatakan, pihaknya masih menunggu data ril lahan sawah yang terendam banjir dari petugas PPL. \"Hujan yang mengguyur wilayah Kecamatan Ketapang cukup deras. Ada beberapa tangggul yang jebol dan sedang di perbaiki secara gotong royong. Banjir terjadi karena intensitas hujan cukup tinggi untuk wilayah Desa Ruguk dan Sumur,\" kata Kiki melalu perasan what\'s up. \"Informasi yang kami terima sementara tanaman padi yang rusak terendam lumpur akibat tanggul jebol kurang lebih ada 10 Hektar. Itu terjadi di empat dusun di Desa Ruguk. Saat ini petani sudah gotong royong perbaiki tanggul sementara tapi perlu action yang lebih besar seperti pengerukan,\" terangnya. Terkait tanaman padi yang mengalami kerusakan akibat banjir tersebut, pihaknya akan mengajukan bantuan benih ke Pemkab Lamsel. \"Ini kita sedang usulkan (bantuan benih\'red). Mudah-mudahan benih bantuan pengganti bisa dicairkan,\" ujarnya. Pada bagian lain, Hujan deras yang mengguyur Dusun PKS, Desa Penengahan, dari sore hingga menjelang malam hari membuat 4 rumah terendam banjir, Rabu (12/1/2022). Kali ini Hamzah tidak sendirian yang menjadi korban. Rumah Syamsuddin, Junaide, dan Slamet Riadi juga diserang banjir. Peristiwa seperti ini jarang terjadi, karena melibatkan 4 rumah sekaligus. Biasanya, hanya rumah Hamzah saja yang jadi langganan banjir ketika hujan deras turun. Banyaknya rumah yang mengalami banjir membuat jajaran Kecamatan Penengahan turun ke lapangan. Mereka didampingi Aparatur Desa Penengahan, dan juga tim reaksi cepat (TRC) dari BPBD Kabupaten Lampung Selatan. Kedatangan tim dan jajaran untuk melihat secara langsung penyebab banjir yang terjadi berulang kali setiap turun hujan karena dampak luapan air dari jalan tol. Akibat dari hal tersebut, debit hujan yang turun deras membuat saluran air tidak mampu menampung air yang turun. Beginilah alur cerita hujan yang menyebabkan rumah Hamzah, dan ketiga warga lainnya diserang banjir secara bersamaan. Camat Penengahan, Jaelani, S.STP mengatakan jajarannya sengaja mendatangkan TRC BPBD Kabupaten Lampung Selatan untuk melihat, sekaligus melaporkan penyebab banjir di Dusun PKS yang melanda 4 rumah kepada pimpinan di instansi tersebut. \"Lagi lapor pimpinan bagaimana tindaklanjutnya. Enggak ada jalan lain, ya relokasi,\" ujarnya kepada Radar Lamsel, Kamis (13/1/2022). Sekretaris Desa Penengahan, Firdaus, S.Sos mengatakan pihaknya masih memantau lokasi di banjir yang menyerang 4 rumah di Dusun PKS. Aparatur desa, kata Firdaus, wajib pasang mata untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan ketika banjir melanda rumah warga di dusun itu. \"Langkah semenetara yang diambil tetap berkoordinasi dengan Pak Camat, dan Tim BPBD Kabupaten,\" katanya. (man/rnd)

Sumber: