Harga Telur Anjlok, Peternak Tutup Produksi

Harga Telur Anjlok, Peternak Tutup Produksi

NATAR - Stabilitas harga telur kembali tak terkendali, setelah sempat naik tinggi pada akhir tahun 2021 lalu yang mencapai Rp 28.000 ditingkat peternak, hari ini, 7 Februari 2021 harga telur hanya dihargai Rp 18.000 hingga Rp 17.500 dari peternak. Hal ini memicu kekhawatiran \'gulung tikar\' dari para peternak kecil dan menengah, bahkan sejumlah peternak mulai mengosongkan kandangnya karena tidak sanggup menutupi Harga Pokok Produksi (HPP) per kilogram telur. \"Saat ini saya fokus jadi agen telur dulu, gak kuat HPPnya, ayam sudah saya jual semua, karna kalau dipaksa tetap gak ketemu,\" ungkat peternak di Desa Negara Ratu Khoiruman kepada Radar Lamsel, Senin (7/2). Menurut dia, satu kilogram telur saat ini membutuhkan modal sekitar Rp 20 ribu lebih. \"Jelas rugi kalau dipaksakan, sekarang pemainnya para peternak menengah keatas, mungkin hanya peternak kelas atas saja yang bertahan,\" tuturnya. Ia mengaku hanya memiliki 500 ekor ayam petelur saat ini dengan estimasu satu hari hanya bisa mengumpulkan 15 hingga 20 kilogram telor. \"Peternak kecil seperti saya sangat terasa, sebetulnya peternak yang besar juga lebih terasa sakitnya,\" tutur dia. Bahkan, tambah dia banyak peternak yang sudah mulai gulung tikar atau bangkrut. \"Banyak yang sudah angkat tangan jadi peternak ayam petelur,\" bebernya. Disamping itu salah seorang Pengurus Pinsar Petelur Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Lamsel Kasmani mengatakan penyebab atau faktor utama anjloknya harga telur karena kurangnya daya beli maayarakat lantaran pelarangan hajatan belakangan ini. \"Selain hajatan yang ditunda, tidak adanya bantuan PKH dan BPNT juga menjadi penyebab anjloknya harga telur saat ini,\" ucap dia. Ia berharap, pemerintah bisa memecahkan persoalan tersebut agar peternak kecil tidak mati. \"Harapan peternak ya pemerintah bisa turun tangan dalam mengontrol harga telur ini,\" harapnya. (Kms)

Sumber: