Erupsi Berhenti, GAK Dipantau
RAJABASA - Masyarakat Kabupaten Lampung Selatan sudah bisa bernafas lega. Erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) telah berhenti. Tetapi, gunung api yang penuh dengan cerita sejarah ini masih mengeluarkan asap putih tipis. Dengan hembusan sampai sedang-tinggi berkisar 25-50 meter. \"Tidak (erupsi) lagi sejak hari Minggu,\" ujar Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Hargopancoran, Andi Suwandi, saat dihubungi Radar Lamsel, Rabu (9/2/2022). Meski demikian, pihak Pos Pemantau tidak bisa memberikan kepastian apakah erupsi di tubuh GAK benar-benar berhenti. Andi mengaku kalau erupsi GAK sangat erat kaitannya dengan kondisi alam. Karena itu, kata dia, saat ini pihaknya hanya bisa melakukan pemantauan saja. \"Kurang tahu, ini alam. Jadi kita amati saja perkembangannya seperti apa nantinya,\" katanya. Gunung Anak Krakatau (GAK) masih mengalami erupsi. Pada Minggu (6/2/2022), peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi telah 2 kali terjadi. Tepatnya pada pukul 07.00 - 10.00 WIB. Jika ditotal, gunung berapi ini telah 16 kali erupsi sejak pekan lalu. Diberitakan sebelumnya, erupsi GAK dimulai pada Kamis (3/2/2022) tengah pekan lalu merupakan yang pertama kali terjadi sejak 3 tahun. Terakhir kali, letusan yang terjadi di GAK akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi itu terjadi pada tahun 2019 lalu. Andi menjelaskan erupsi yang terjadi belakangan ini dipengaruhi adanya pelepasan energi di dalam tubuh GAK. Andi belum bisa memberikan tenggat waktu kapan berakhirnya erupsi di gunung yang penuh dengan cerita sejarah itu. (rnd)
Sumber: