Tes Urin Warga Binaan Dipilih Secara Random

Tes Urin Warga Binaan Dipilih Secara Random

KALIANDA - Wajah puluhan warga binaan Lapas Kelas IIA Kalianda nampak tegang ketika melihat belasan pegawai BNN Kabupaten Lampung Selatan. Itu lumrah, karena kedatangan BNN di sana pada Rabu (10/8/2022) bukan untuk bersenang-senang. Melainkan ingin mencabut satu per satu warga binaan di setiap blok untuk menjalani tes urine. Lapas Kelas IIA Kalianda menurunkan personel penuh dalam membantu BNN. Kedua institusi itu mengajak awak media untuk menunjuk satu per satu warga binaan yang ada di dalam blok A, B, C, dan D. Suka tidak suka, mereka yang ditunjuk harus maju ke tempat tes urine yang sudah disediakan oleh BNN. Proses penunjukkan warga binaan dimulai dari setiap blok. Warga binaan di kamar-kamar yang ada di blok diminta keluar. Lalu awak media menunjuk secara bebas warga binaan mana yang akan dites urinenya. Wajah mereka nampak tegang. Perasaan menerka-nerka siapa yang akan dipilih. Radar sendiri menunjuk 3 orang. Setiap wartawan yang menunjukkan jarinya ke arah warga binaan di salah satu blok ikut dilirik puluhan pasang mata warga binaan. Mereka merasa penasaran siapa gerangan yang akan dites urine. Jika bukan diri mereka yang ditunjuk, perasaan lega menyelimuti wajah mereka. Tes urine itu menyasar 50 warga binaan, dari 4 blok hunian. Berikut dengan 15 petugas Lapas. Kalapas Kelas IIA Kalianda, Dr. Tetra Destorie, bersama Kepala BNNK Lampung Selatan, AKBP. Ikhlas, memantau secara langsung proses razia dan tes urine yang dipusatkan di lapangan lapas setempat. Tetra mengatakan pihaknya bersama BNN berhasil menemukan beberapa barang yang tidak seharusnya dibawa ke dalam kamar hunian. Menurut Tetra, barang-barang seperti gunting, pisau cukur, kaca, dan semacamnya tak seharusnya dibawa di dalam kamar hunian. Barang-barang itu harus ditaruh di tempat yang sudah disediakan. Lebih lanjut, Tetra mengatakan kalau tes urine pihaknya memang meminta bantuan kepada BNN. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk keseriusan pihaknya memberantas narkoba di Lapas Kelas IIA Kalianda. Karena itulah Tetra meminta bantuan para awak media untuk memilih atau menunjuk warga binaan yang akan dites urine.

\"Agar fair, jadi kami tidak mengkondisikan. Tadi teman-teman media sudah melihat dan menunjuk langsung. Supaya ini menjadi bahan evaluasi di tempat kami untuk ke depannya,\" katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ikhlas mengatakan bahwa razia sekaligus pemeriksaan urine yang dilakukan secara acak sebagai uji petik. Artinya BNN maupun. Lapas tidak memiliki kesempatan untuk memilah dan memilih warga binaan yang mana dan siapa yang akan dites urinenya.
\"Tidak ada pilih-pilih, dan kita semua lihat hasilnya dinyatakan negatif. Tidak ada yang diduga sebagai penyalahgunaan narkoba di dalam kompleks Lapas Kelas IIA Kalianda,\" katanya.
Apakah rencana razia dan tes urine bakal dilaksanakan secara rutin? Ikhlas menjelaskan kalau razia dan tes urine sifatnya situasional. Kalau memang pihak lapas membutuhkan bantuan BNN untuk melaksanakan tes urine sehari berikutnya, atau sebulan lagi, pihaknya akan mempersiapkan diri.
\"Jika nanti ditemukan ada urine warga binaan yang positif, BNN akan menelusuri asal narkoba tersebut. Kita melakukan upaya rehabilitasi, kalau sebatas urine tidak bisa dipidana. Kita dalami seberapa jauh pemakaiannya, berapa parah, ringan, sedang atau berat,\" katanya. (rnd)

Sumber: