Pengunjung PRL Sepi, Pedagang Mengaku Merugi

Pengunjung PRL Sepi, Pedagang Mengaku Merugi

BISA UNTUK BERMAIN BOLA: Hampir setiap malamnya, begini kondisi Pekan Raya Lampung 2024 di area PKOR Way Halim, Bandarlampung--Foto arif.radarlampung

BANDARLAMPUG,RADARLAMSEL.COM-Dampak sepinya pengunjung Pekan Raya Lampung (PRL) 2024 membuat para pedagang di dalamnya menjerit.

Janji penyelenggara seperti tertuang dalam iklan-iklan PRL 2024 sebelum dibuka akan membuat omzet meningkat dan usaha terkenal pun tampaknya hanya lip service.

Dikutip dari RadarLampung, para pedagang yang menyewa stan-stan di PRL 2024 dengan harga tidak murah mengaku sejak PRL dibuka 22 Mei 2024 lalu, sampai saat ini masih jauh dari kata untung. Biang kerok dari keluhan-keluhan para pedagang atau pelaku UMKM ini tidak lain karena tingginya biaya yang harus dikeluarkan pengunjung saat masuk PRL 2024.

Biaya tersebut mulai parkir sebesar Rp10 ribu untuk motor dan Rp20 ribu untuk mobil bahkan lebih. Lalu biaya tiket yang tinggi sampai Rp50 ribu per orang dan tidak menentu. Kadang Rp20 ribu, Rp15 ribu, dan lainnya.

BACA JUGA: Pasca Ganguan, Pasokan Listrik Telah Tersuplai 55 Persen di Gardu Induk di Provinsi Lampung

Tentunya hal tersebut jika dibiarkan dapat membuat para pedagang kapok ikut berpartisipasi di PRL tahun-tahun berikutnya. Seperti diutarakan Siti (nama panggilan), salah seorang pedagang yang berada di sekitar lapangan utama. 

Sebelumnya, keluh-kesah pelaku usaha kecil menengah (UKM) di PRL 2024 kian juga mengemuka. Itu karena sejak hari pertama pembukaan PRL hingga kini sama, sepi pelanggan.  

Menurut pengakuan mereka, hal ini seiring sepinya masyarakat yang mengunjungi PRL setiap harinya. ’’Sudah jelas Mas, gara-gara harga tiket mahal. Duit orang sudah habis buat bayar-bayar di depan semua," ungkap salah satu pedagang yang minta namanya tak disebutkan, Senin (3/6).

Terlebih pada lima hari pertama pembukaan PRL, menurut dia, sangat dirasa sepinya oleh para pedagang. Saat itu dikatakannya harga tiket masuk PRL 2024 masih Rp50 ribu.

’’Kami (para pedagang, Red) pun protes. Ramai-ramai meminta supaya harga tiket dikurangi biar ada pengunjung," jelasnya.

Menurutnya barulah harga tiket berkurang keesokan harinya. Itu pun selalu bervariasi, tak pernah pasti. ’’Ada kalanya harga tiket Rp15 ribu, Rp20 ribu, dan ada pula malam di mana harga tiket Rp30 ribu,” ucapnya. 

Karena itu, ia menyampaikan rasa pesimisnya mendapat keuntungan dari penyelenggaraan PRL tahun ini. Sebab sudah berjalan 12 hari saja, penjualan yang dilakukannya masih belum menutupi modal. Termasuk untuk membayar stan yang begitu mahal. 

Sebab, ia sendiri menyewa 1 tenda berukuran 5 x 5 meter dengan harga Rp 17 juta. Sementara hasilnya tiap hari sudah habis untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. ’’Ini mana PRL sudah tinggal seminggu lagi. Pesimislah, Mas," tuturnya. 

Sehingga, kegiatan yang ia dan pedagang lain lakukan sebatas menghabiskan waktu sewa selama 20 hari penyelenggaraan PRL. Sebab ditinggal pun, menurutnya uang sewa tak akan kembali. Sementara ditunggu juga tak kunjung mendapatkan untung. 

 

 

Sumber: