Perbanyak Doa di Hari Jumat, Doanya Mustajab

Perbanyak Doa di Hari Jumat, Doanya Mustajab

Foto : Istimewa ---

Abu Burdah menjawab, “Iya betul, aku pernah mendengar dari ayahku (Abu Musa), ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Waktu tersebut adalah antara imam duduk ketika khutbah hingga imam menunaikan shalat Jumat.”

Menurut Syaikh Musthofa Al ‘Adawi, hadits ini memiliki ‘illah (cacat) dan tidak shahih. Pendapat sama juga disampaikan Al Hafizh Ad Daruquthni rahimahullah bahwa hadits tersebut cacat. Al Hafizh Ibnu Hajar juga menyatakan hal yang sama bahwa hadits tersebut memiliki ‘illah karena adanya idhthirob dan inqitho’ (sebab yang membuat hadits menjadi dho’if).

Ada hadits lain yang secara sanad shahih yakni hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

“(Waktu siang) di hari Jum’at ada 12 (jam). Jika seorang muslim memohon pada Allah ‘azza wa jalla sesuatu (di suatu waktu di hari Jum’at) pasti Allah ‘azza wa jalla akan mengabulkannya. Carilah waktu tersebut yaitu di waktu-waktu akhir setelah ‘Ashar.”

Namun menurut Syaikh Musthofa, walaupun sanadnya shahih, namun hadits tersebut memiliki ‘illah (cacat)”.

Karena hadits dikatakan shahih tidak semata-mata dilihat dari sanadnya yang selamat, namun juga dilihat adakah ‘illah (cacat) dalam hadits tersebut ataukah tidak. Demikianlah yang dapat dipahami dari ilmu mustholah hadits.

Pendapat yang disebut dari hadits terakhir, itulah yang lebih mendekati tentang maksud waktu di hari Jumat.

Kata Syaikh Musthofa Al ‘Adawi rahimahullah, “Namun demikian, sudah sepantasnya seorang muslim berusaha untuk memperbanyak doa di hari Jum’at di waktu-waktu yang ada secara umum.”

Maka hendaknya kita memperbanyak doa di sepanjang hari Jumat untuk mendapatkan keutamaan terkabulnya doa, tidak perlu mengkhususkan pada waktu tertentu.(*)

Sumber: