Awas DBD, Selama 2024 Ada 10 Kasus Ditemukan di Kecamatan Penengahan

Awas DBD, Selama 2024 Ada 10 Kasus Ditemukan di Kecamatan Penengahan

Ilustrasi Gambar--dinkes

PENENGAHAN, RADARLAMSEL.DISWAY.ID - Masyarakat di Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, wajib waspada terhadap demam berdarah dengue atau DBD. Terhitung sejak Januari hingga Juli 2024, ada 10 kasus DBD yang telah terkonfirmasi.

Baru-baru ini kasus DBD ditemukan di Desa Banjarmasin. Laporan yang diterima radarlamsel.disway.id ada beberapa kasus yang gejalanya mirip dengan DBD. Seperti demam, panas dingin, nyeri, dan juga kehilangan selera makan.

Kepala Desa Banjarmasin, Umardani, saat dikonfirmasi pada Sabtu, 3 Agustus 2024, membenarkan bahwa ada kasus DBD yang terjadi di wilayahnya. Sedangkan untuk kasus lainnya, Umardani menyebut itu bukanlah kasus DBD melainkan sakit demam biasa.

"Sebagai bentuk antisipasi, kami dan juga masyarakat harus lebih peduli dengan kebersihan lingkungan," katanya.

BACA JUGA:Pengajian Disdik Lamsel Jadi Ajang Silaturahmi dan Berbagi Dengan Anak-anak

Kepala UPT PRI Penengahan, Rizal Alfian, S.KM, M.M. menjelaskan kalau 10 kasus DBD yang ditemukan selama tahun 2024 terjadi di desa berbeda-beda. Sejauh ini UPT PRI Penengahan sudah melakukan langkah-langkah untuk menangkal serangan DBD.

"Kami sudah fogging di Desa Banjarmasin. Beberapa waktu sebelumnya di desa lain juga sudah," kata Rizal.

Rizal mengatakan satu kasus DBD di Desa Banjarmasin ditemukan pada bulan Juli lalu. Memang, kata Rizal, di desa tersebut sedang terbilang lumayan banyak yang mengalami sakit. Tetapi, lanjut dia, sakit yang diderita oleh warga bukanlah DBD.

"Kalau kasus DBD sebetulnya tidak, tapi memang di daerah sekitar banyak yang sakit bulan kemarin," katanya.

Berikut rincian 10 kasus DBD yang didata UPT PRI Penengahan. Periode bulan Januari 1 kasus di Desa Penengahan. Kemudian di bukan Februari ada 3 kasus yang tersebar di Desa Belambangan, Kelaten, dan Penengahan.

Selanjutnya di bulan Maret ada 2 kasus, 1 di Desa Kekiling, dan 1 lagi di Desa Tetaan. Pada bulan April dan Mei tidak ditemukan satu pun kasus. Barulah di bulan Juni ada 1 kasus di Desa Banjarmasin. Hingga di bulan Juli ada tambahan 3 kasus lagi, 2 di Desa Banjarmasin, dan 1 di Desa Kekiling. (*)

Sumber: