10 Hari Bertahan di Pengungsian, Logistik Kian Menipis

10 Hari Bertahan di Pengungsian, Logistik Kian Menipis

KATIBUNG – Sebanyak 14 kepala keluarga (KK) yang rumahnya ambruk diterjang siklon tropis dahlia masih bertahan di posko pengungsian. 10 hari bertahan, warga belum juga mendapat kejelasan soal bantuan dan kepastian kapan akan direlokasi. Akibatnya, tenda atau posko pengungsian yang disediakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih menjadi tempat perlindungan bagi 14 keluarga tersebut. “Sudah 10 hari mas, sejak 1 Desember lalu kami tinggal disini, banyak petugas atau relawan yang silih berganti tapi kami masih disini. Soalnya rumah dan seisinya ludes disapu ombak,” kata Kodir (40) warga Rangai Tri Tunggal, Minggu (10/12) kemarin. Kodir beserta pengungsi lainnya tidak menyalahkan siapapun, sebab ini adalah musibah. Namun bila terus-terusan berada di posko pengungsian Kodir khawatir dengan kesehatan anggota keluarganya yang tinggal di pengungsian. “Kalau saya sih sudah biasa, yang kasihan ini kan anak-anak mas. Masa’ mau terus-terusan di posko pengungsian. Kami sangat berdoa saja supaya ini segera berakhir dan rumah-rumah yang semula hancur mulai bisa dibangun kembali,” ungkapnya. Hal senada dikatakan Enang (35) salah satu pengungsi tetap yang juga tinggal satu atap bersama pengungsi lainnya. Hingga hari ke-10 kata dia ia beserta keluarganya masih bertahan di pengungsian. “Ya bertahan saja, soalnya nggak ada pilihan lain. Saat ini ya nunggu ada dana untuk merenovasi atau memperbaiki rumah yang ambruk,” ungkap pria yang sehari-harinya melaut ini. Masih kata Enang bantuan logistik dari para dermawan dikatakan sangat membantu para pengungsi. Akan tetapi bantuan itu kian hari kian menipis. “Kalau dikatakan masih ada ya masih, tapi sudah ngirit-ngirit soalnya stok logistik sudah mulai menipis,” sebut dia. Terpisah Camat Katibung Sabilal SE mengatakan pengungsi yang bertahan adalah korban ‘dahlia’ yang rumah dan perabotannya ludes disapu gelombang besar pada 30 November lalu. “Semuanya adalah keluarga yang rumahnya tersapu ombak, untuk fasilitas MCK sudah aman, hanya saja memang warga masih kebingungan sampai kapan akan bertahan di posko pengungsian,” sebut dia. Meski begitu, Sabilal menegaskan dua unit tenda besar yang dijadikan posko pengungsian baru akan ditarik apabila semua sudah clear. “BNPB dan BPBD baru akan menarik tenda kalau situasi sudah memungkinkan, untuk saat ini belum bisa direlokasi karena warga masih kesulitan untuk memperbaiki rumah mereka,” tandasnya. (ver)

Sumber: