Rekanan JTTS Bergeming!
WAYSULAN – Empat poin yang baru-baru ini disepakati oleh warga dan pihak PT. Waskita Karya sebagai pelaksana proyek JTTS diwilayah tersebut, nyatanya belum benar-benar terealisasi. Meski sudah pernah ditimbun menggunakan meterial sabes, jalan Desa Sumber Agung masih menimbulkan bahaya bagi para pengendara motor. Jum’at (19/1) pekan lalu satu pengendara terjatuh akibat buruknya kondisi jalan. “Kami nggak banyak mau, hanya minta jalan dibaguskan supaya nggak ada lagi pengendara motor yang terjatuh. Baru-baru ini warga kami jadi korban kecelakaan, kakinya lecet karena terjatuh,” ujar Marhen (42) warga Desa Sumber Agung membenarkan perihal tersebut, (20/1). Masih kata Marhen, apabila begini terus-menerus berarti pertemuan akhir pekan lalu tidak benar-benar disikapi oleh rekanan JTTS. “Kami sudah mediasi dengan mereka dan menghasilkan empat poin kesepakatan. Salah satunya pembenahan jalan rusak,” terangnya. Terpisah Kepala Desa Sumber Agung Joko Prasetyo menjelaskan jalanan tersebut baru satu kali dilakukan pengerasan menggunakan sabes oleh pekerja JTTS. Namun kata dia satu kali pengerasan saja dirasa belum cukup, mengingat kondisi dilapangan dengan tekstur tanah merah memperburuk kondisi jalan. “Perlu pengerasan berkali-kali, dan perlu memberikan pemahaman yang berkali-kali juga kepada masyarakat agar polemi JTTS diwilayah ini cepat selesai,” terangnya. Joko melanjutkan sikap kooperatif dan ittikad baik rekanan JTTS lah yang mencegah warga melakukan aksi protes. Apabila tak ada ittikad baik dari rekanan JTTS lanjut Joko, mungkin masyarakat konsisten melakukan protes. “Sebagai pemerintah desa kami menengahi antara rekanan dan masyarakat. yang jelas apabila rekanan tak bergeming kami tak mau ambil resiko dengan kemarahan warga,” ujar orang nomor satu di Sumber Agung ini. Sementara pengawas proyek JTTS wilayah Way Sulan Sarmun tak dapat ditemui dilokasi JTTS. Hanya ada beberapa pekerja mengenakan rompi kuning disekitar lokasi. “Rencananya akan kami lakukan pengerasan lagi mas tapi saat ini belum karena kendaraan susah masuk lantaran hujan,” ujar salah seorang pekerja JTTS yang enggan menyebutkan inisialnya. Asisten Bidang Ekobang Setdakab Lamsel, Ir. Mulyadi Saleh, MM., mengatakan bahwa perlu kepekaan dari rekanan terkait situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Kecamatan Katibung dan Way Sulan adalah salah satu contoh dimana kepekaan itu perlu ditanamkan agar tidak menyulut emosi warga. “Pemkab dalam konteks ini sudah berulang-ulang menyampaikan keluhan akibat pembangunan JTTS yang menyebabkan kerusakan atau penutupan jalan. Permintaan warga tidak banyak hanya meminta dibukakan jalan atau disediakan jalur alternatif yang layak,” ujar Mulyadi saat dimintai tanggapannya. (ver)
Sumber: