Alihkan Serangan Walang Sangit dengan Ajir Bambu Terasi

Alihkan Serangan Walang Sangit dengan Ajir Bambu Terasi

PENENGAHAN – Sejumlah kelompok petani (poktan) di Kecamatan Penengahan mulai menerapkan metode pengendalian orgasme untuk menangkis serangan walang sangit terhadap bulir padi. Caranya, dengan menggunakan terasi di ajir bambu yang dipasang di area tanaman. Sejatinya, metode pengendalian semacam ini sudah lama dilakukan. Namun penerapannya mulai digunakan kembali karena dianggap efektif menghindarkan serangan walang sangit terhadap padi. Cara ini cukup masuk akal, petani memanfaatkan kesukaan walang sangit terhadap bau. Atas dasar inilah petani memilih memasang terasi diatas ajir bambu sebagai wadah untuk dihinggapi. Anggota poktan Puakhi Jaya 2 Sutrisno mengatakan, untuk pengendalian serangan walang sangit, kali ini kelompoknya sengaja menerapkan metode pengendalian orgasme pengganggu tumbuhan (OPT) khusus walang sangit dengan menggunakan terasi. Menurut dia, metode seperti ini dianggap sebagai cara yang paling ekonomis untuk memberantas serangan walang sangit. “Karena dengan cara ini kami tak perlu lagi menggunakan banyak tenaga untuk menyemprot,” katanya kepada Radar Lamsel, Senin (3/9) kemarin. Sutrisno melanjutkan, pemasangan ajir bambu dengan terasi yang ideal adalah saat keluar malai. Menurut dia, pada saat itu akan ada banyak walang sangit yang berkumpul untuk menyasar bulir padi. “Kalau sudah dipasang perangkap terasi seperti ini, walang sangit tidak akan menyerang tanaman,” katanya. Petugas Pengendali Orgasme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Penengahan Syafruddin mengatakan, pemasangan ajir bambu dengan terasi adalah cara efektif untuk menghindarkan tanaman dari serangan walang sangit. “Dengan syarat, tinggi ajir bambu harus melebihi ukuran tinggi padi, sekitar 100 - 120 sentimeter. Penempatan juga harus tepat, dengan ukuran ideal lahan 1 hektar minimal harus 100 - 150 batang. Tapi semakin banyak semakin bagus,” katanya. Syafruddin menambahkan, pemasangan ajir bambu dengan terasi disaat tanaman keluar malai merupakan langkah yang tepat. Karena, kata dia, pada saat itu walang sangit akan berkumpul untuk menyasar bulir padi. Sementara keberadaan ajir bambu berfungsi mengalihkan walang sangit. “Kalau ada ini (terasi), walang sangit akan banyak hinggap di sini. Saat kumpul di ajir bambu, langsung disemprot saja. Ini jelas sangat menghemat biaya operasional dan tenaga,” katanya. Petani, kata Syafruddin, harus mencoba menerapkan metode ramah lingkungan ini demi menghindari serangan walang sangit yang bisa mengakibatkan tanaman gagal panen atau puso. “Karena sifatnya walang sangit menghisap cairan bulir padi yang membuat padi hampa. Bahkan bisa membuat kerusakan dengan tingkat 75 persen sampai puso. Jika walang sangit tidak dikendalikan, maka akan sangat berdampak pada tanaman dan sangat merugikan petani,” katanya. Perlu diketahui, metode ajir bambu dengan terasi ini telah diterapkan oleh 5 kelompok tani yang sudah dipasang di lahan seluas 70 hektar. Kelompok yang menggunakan metode ini adalah poktan Mulang Muakhi, Puakhi Jaya 1, Puakhi Jaya 2, Darma Tani 1 dan Darma Tani 2. (rnd)

Sumber: