GEDONGTATAAN - Untuk mengurangi serta menanggulangi adanya rensiko bencana alam yang cukup tinggi di Kabupaten Pesawaran, Badan Penggilangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesawaran melakukan Kajian Resiko Bencana, Rabu (7/10).
Bertempat di Aula Kecamatan Gedongtataan, dalam Kajian Resiko Bencana BPBD turut mengandeng Intitut Teknologi Sumatra (ITERA) untuk menjadi narasumber sekaligus partner untuk memecahkan bagaimana langkah efektif dalam mengurangi resiko bencana alam.
\"Kita melakukan analisis, ancaman, kerentanan dan kapasitas untuk mengetahui tingkat resiko yang ada. Terutama dalamkurun waktu 2008 hingga 2020 terdapat 143 kejadian yang mayoritas bencana yaitu banjir, kita harus mengetahui win win solution yang perlu diambil,\" ujar Doktor Ratna ST, MT,.
Dalam kajian itu, Ratna yang merupakan narasumber dari ITERA memaparkan jika kabupaten pesawaran mempunyai indeks kerawanan yang tinggi akibat kontur dari geografis yang terjal dan berbukit terjal yang hampir tersebar di berbagai wilayah.
\"Kondisi tersebut menyebabkan terdapat banyak kawasan yang berpotensi berdampak bencana alam untuk itu perlu adanya manajemen resiko yang baik dalam penanganan bencana alam. Yang terpenting yaitu kita butuhkan data kongkir yang diperlukan saat penanggulangan berbagai bencana seperti banjir, karhutla, tanah longsor dan sebagainya,\" terangnya.
Untuk itu, lanjutnya perlunya adanya sinkronisasi data dari berbagai dinas untuk persiapan lebih awal apabila terjadi bencana alam yang memang tidak bisa diprediksi.
\"Seperti halnya Data mengenai curah hujan harian,Angin, Kelembaban Udara, Suhu, Penyinaran Matahari serta Evaporasi kita harus berkoordinasi dengan BMKG terkait data. Selai itu Data Debit waduk dan Man - Made Structure di Sungai kita harus berkejasama dengan PUPR/BBWS agar bisa kita mempersiapkan secara matang,\"tambahnya.
Disisi lain, Kepala Dinas BPBD Kabupaten Pesawaran Mustrasi menjelaskan jika dengan diadakan kegiatan ini tentunya berdasarkan data dari Kajian Resiko Bencana menjadi tolak ukur Kabupaten Pesawaran untuk mengambil langkah kedepannya.
\"Data dari IRBI BNPB Provinsi Lampung mempunyai skor 181,6 dalam Indeks Kerawanan Bencana dengan kelas Resiko tinggi. Terkhusus dengan Kabupaten Pesawaran dengan kontur serta geografis yang terhitung rawan kita berusaha untuk mempersiapkan segala kemungkinan apabila terdapat bencana alam yang memang tidak bisa diduga duga,\" kata Mustari.
Agar bisa mendapatkan persiapan matang, Data itu akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan BPBD dasar dalam diperbaruinya penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) yang ada di Kabupaten Pesawaran.
\"RPB yang akan direncakan nantinya direvisi untuk dipergunakan selama dua tahun, dimana dasar dari revisi tersebut sesuai dengan dasar Kajian Resiko Bencana yang hari ini kita bahas. Untuk itu kita akan kordinasi dengan berbagai pihak agar ini bisa dipersiapkan dengan matang,\" pungkasnya. (arl/esn)