Zainudin : Jika ada yang Minta-minta Suruh Minta ke Saya

Jumat 23-12-2016,10:58 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Bupati Klarifikasi Bidan Hardatin di Ruang Kerjanya

KALIANDA – Bupati Lampung Selatan H. Zainudin Hasan mengaku prihatin atas pemberitaan yang tak berimbang tentang bidan Hardatin (40) yang dianggap tak memberikan pertolongan kepada Mariatun (30), warga Desa Campangtiga, Kecamatan Sidomulyo, Sabtu (17/12) lalu. Orang nomor satu di Bumi Khagom Mufakat ini bahkan setengah tak percaya atas pemberitaan tersebut. Untuk meyakinkan keyakinannya itu, dirinya memanggil bidan Hardatin ke ruang kerjanya untuk mendengarkan klarifikasi secara langsung dari yang bersangkutan kemarin sore. Bahkan dalam klarifikasi itu Zainudin mengajak Pemred Radar Lamsel Edwin Apriandi untuk sama-sama mendengarkan klarifikasi tersebut. Selain Radar Lamsel juga hadir Sekkab Lamsel Ir. Freddy Sukirman, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Lamsel dr. Jimmy Bagas Hutapea dan Kepala PRI Sidomulyo Syaiful Anwar. “Dari awal saya juga merasa nggak lah ya. Masak iya petugas kesehatan yang memberikan banyak manfaat kepada masyarakat bertindak seperti itu. Hasil penjelasannya sudah sesuai tugas dan fungsi bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ungkap Zainudin. Zainudin malah mengaku prihatin atas kejadian yang sebenarnya tak menjadi persoalan tersebut. Sebab, atas peristiwa itu bidan Hardatin seperti dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tak bertanggungjawab untuk meraih keuntungan pribadi. “Ini sampai ada dugaan pemerasan. Apa tidak kasian dengan bidan kita?,” ungkap Zainudin. Untuk itu Zainudin memberikan dukungan kepada bidan Hardatin untuk berani melawan oknum-oknum yang memanfaatkan situasi tersebut. “Kalau ada yang minta-minta uang lagi, ngomong suruh minta dengan bupati gitu. Biar kita lihat siapa yang minta-minta itu,” kesalnya. Tak hanya itu Zainudin juga me-warning pihak-pihak yang mengatasnamakan LSM, Ormas maupun wartawan yang bertindak melawan aturan di kabupaten yang dipimpinnya. Ia berharap tindakan-tindakan yang menjurus pada pemerasan terhadap aparatur sipil negara untuk tidak dilakukan di tanah kelahirannya. “Saya minta ini harus diklarifikasi. Jangan sampai berita yang tidak benar disampaikan kepada publik. Apalagi ibu yang melahirkan dirawat dengan baik dan gratis. Mana yang salah?,” ungkap dia. Bidan Hardatin yang juga menjelaskan kronologis hal itu kepada Bupati Zainudin mengaku shock atas opini media yang padanya karena menelantarkan pasien ibu hamil yang akan melahirkan. Dalam klarifikasi itu dia mengakui saat itu dirinya memang tidak mendengar ada suara mengetuk pintu. “Saat diketuk, saya sedang tidur pulas, manusiawi. Namun saat saya mendengar ada teriakan saya langsung bangun dan membukan pintu,” kata Hardatin. Ketika membukakan pintu, ia lantas melihat kondisi Mariatun sudah melahirkan digarasi rumahnya. Secara cepat dia langsung memberikan perawatan terhadap ibu dan bayi tersebut. Bahkan perawatan itu diberikan kepada ibu dan bayi selama 12 jam lebih. “Saya rawat sekitar 12 jam di klinik sebelum saya izinkan untuk pulang kerumahnya,” kata dia. Sementara itu Kepala Puskesmas Sidomulyo Syaiful Anwar mengungkapkan pasca kejadian itu ada sambungan telepon tanpa nama yang masuk ke ponselnya. Dalam pembicaraan itu dia mengungkapkan bahwa si penelpon meminta agar berita soal pasien yang melahirkan digarasi rumah bisa tidak diberitakan asalkan memberikan uang. “Yang menelpon tidak memberitahu nama dan apa lembaganya. Yang jelas intinya kalau tidak mau diberitakan ya di dem. Istilah ini kan saya ngerti maksudnya. Tapi tidak saya ladeni,” ungkap Syaiful Anwar kemarin. (idh)
Tags :
Kategori :

Terkait