KATIBUNG – Nelayan tangkap tradisional bagan tancap dan ambang di Desa Rangai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung, mengeluhkan turunnya hasil tangkapan melaut mereka. Hal itu diduga ulah nelayan bagan congkel dari wilayah Kota Teluk Bandar Lampung yang selama ini beraktivitas di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di desa itu, memasuki tapal batas wilayah tangkapan ikan nelayan setempat. Sebagai bentuk protes, sejumlah nelayan tangkap tradisional bagan tancap dan bagan ambang, menggelar aksi damai di kawasan TPI untuk menyampaikan keluh-kesah nelayan setempat. Salah seorang nelayan setempat Masni (50) mengatakan, semenjak adanya aktivitas nelayan dari luar yang masuk di teritorial wilayah tangkap tradisional nelayan Desa Rangai Tri Tunggal hasil tangkapan mereka menurun. “ Tiga tahun terkahir nelayan tangkap tradisional di sini mengeluhkan, aktifitas nelayan bagan congkel dari luar masuk mencari ikan di wilayah tangkapan nelayan setempat,” kata Masni. Alhasil sambungnya, nelayan tangkap tradisional di wilayah itu mengalami penurunan hasil tangkapan. “ Yang tadinya ketika musim ikan nelayan bagan tancap dan ambang mendapat hasil mencapai 15-20 bakul, kini menurun menjadi 10 bakul setiap kali melaut,” terang Masni kepada Radar Lamsel Sabtu (8/2). Sementara, salah seorang perwkilan nelayan setempat lainya Ahmad mengatakan, pihaknya telah berupaya menyampaikan persolan tersebut kepada pihak terkait. “ Ya, persolan itu memang sempat menghangat di kalangan nelayan setempat. Hal itu sudah kami sampaikan kepada pihak terkait untuk dicarikan jalan keluarnya. Agar persolan tidak semakin meruncing,” ungkap Ahmad. Terpisah, petugas Retribusi dan Kebersihan TPI Rangai Tri Tunggal Dede menjelaskan, terkait aksi damai yang di gelar di kawasan TPI oleh sejumlah nelayan tradisonal di Desa Rangai tri Tunggal itu, merupakan bentuk penyampai aspirasi nelayan setempat. “ Gak ada kisruh, aksi damai yang di gelar sejumlah nelayan setempat bertujuan untuk menyampaikan keluhan mereka. Terkait diduga adanya aktivitas nelayan bangan congkel dari luar masuk ke wilayah tangkap mereka,” kata Dede. Kemudian, dalam aksi damai tersebut, sejumlah nelayan setempat juga menyampaikan, keluhan mereka tentang harga jual hasil tangkapan nelayan setempat lebih rendah dari harga jual hasil tangkapan nelayan bagan congkel dari wilayah teluk. “ Mereka juga mengeluhkan tentang harga jual hasil tangkapan mereka lebih rendah dari harga jual nelayan bagan congkel dari teluk,” ujar Dede. Ia menjelaskan, terkait harga jual hasil tangkapan ikan nelayan tradisonal yang dikatakan lebih rendah itu tidak sepenuhnya benar. “ Harga jual di kawasan TPI Rangai Tri Tunggal tidak ada yang salah. Semua sama, namun yang membedakannya hanya kualitas ikan hasil tangkapan. Bila ikan hasil tangkapan kualitas baik maka harga yang di peroleh oleh nelayan juga pasti sesuai,” jelas Dede. Lalu menanggapi persolan menurunnya hasil tangkapan nelayan setempat, yang di duga akibat aktivitas nelayan bagan congkel dari luar yang masuk ke teritorial wilayah tangkap mereka dirinya mengaku tidak begitu memahaminya. “ Fakta sebenaranya saya tidak tahu terkait nelayan congkel dari luar masuk ke wilayah tangkap nelayan tradisional setempat,” kata Dede. Meski demikian sambungnya lagi, persolan tersebut akan diupayakn mencari jalan keluarnya. “ Upaya penyelesaian akan di lakukan pada hari rabu mendatang. Rencananya, kedua belah pihak akan dimediasi langsung oleh petugas pengamanan Polair dan Dinas terkait untuk mencari solusi,” pungkasnya.(CW2)
Beda Harga Jual, Nelayan Aksi Damai
Senin 10-02-2020,08:42 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :