NATAR – Meski ada beberapa pegawainya yang terkonfirmasi positif Covid-19, Balai Pemerintahan Desa di Lampung, yang berada di bawah Direktorat Jenderal Bina Pemerintah Desa Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia tetap menggelar pelatihan peningkatan Kapasitas Aparatur Desa. Dari sumber yang diterima Radar Lamsel setidaknya sejak November 2020 lalu hingga sekarang, ada 7 pegawai balai yang membawahi desa se-Sumatera tersebut positif Covid-19, satu di antaranya meninggal dunia, pada Kamis (4/2/2021) lalu. Namun pelatihan yang tediri dari dua angkatan tetap berlangsung di dalam area balai yang beralamat di Jalan Lintas Sumatera, Desa Candimas, Kecamatan Natar, Lampung Selatan itu. Sehingga membuat kekhawatiran adanya penularan Covid-19 lebih meluas terhadap para pegawai maupun peserta pelatihan, jika kegiatan tersebut tetap berlangsung. Informasi tersebut diperkuat saat wartawan menyambangi balai itu, pada Sabtu (6/2) sekitar pukul 12.00 WIB. Tampak gerbang utama balai tersebut tertutup oleh portal dan pagar. Namun saat memasuki gedung utama balai melalui pintu samping, terdapat petugas keamanan mengenakan baju kaos serta pegawai yang berada di loby kantor. Saat hendak menuju ruang kepala balai di lantai dua gedung utama, terlihat dari jendela kaca terdapat perkumpulan orang yang diduga merupakan pesarta pelatihan dari berbagai desa di sumatera berada di gedung belakang. Irsan selaku Kepala Balai Pemerintahan Desa di Lampung saat dikonfirmasi di ruangannya membenarkan, bahwa peserta pelatihan telah hadir di Kantor Balai Pemerintahan Desa untuk mengikuti pelatihan. Namun lantaran mendapat instruksi dari pimpinan pusat, pada Kamis (4/2) sore untuk tutup tiga hari, sehingga pelatihan dibatalkan. “Ya benar yang di belakang itu peserta yang akan mengikuti pelatihan. Namun karena dapat instruksi tutup dari Jumat sampai Senin (8/2) jadi dibatalkan. Tapi karena sudah terlanjur datang, mereka cuma diskusi biasa dan kita pulangkan hari ini (Sabtu,red) sembari menunggu proses administrasi, jadi tidak ada pelatihan,” ujarnya, Sabtu (6/2). Menurut Irsan, Balai Pemerintahan Desa ini berfungsi sebagai tempat pelatihan untuk aparatur desa, tentu pelaksanaannya dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Dengan menjaga jarak, pengurangan jumlah peserta, pengecekan suhu tubuh, pemberian henstenitezer, peserta membawa bukti hasil Rapid Antigen, dan lainnya. “Kapasitasnya tentu kita kurangi mas, kalau normal biasanya tiga angkatan. Nah, di pandemi Covid-19 ini hanya ada dua angkatan yang dibagi kedalam dua kelas dengan memperhatikan luas ruangan. Jadi satu angkatan ada 30 orang. Pelatihannya juga tidak semua dilakukan secara tatap muka, namun ada secara daring,” terangnya. Balai yang membawahi 10 provinsi di Pulau Sumatera ini, menurut Irsan memberikan pelatihan mengenai peningkatan kapasitas aparatur desa. “Ya, mulai Senin besok tentu diberhantikan dulu pelatihannya sampai batas yang belum ditentukan, sembari menunggu arahan pimpinan. Kalau sebelum Jumat (5/2) kita memang tetap melakukan pelatihan sebelum-sebelumnya,” ucapnya. Ia pun mengungkapkan, bahwa dalam pelaksanaan kerja untuk pegawainya, pihaknya selalu mengedapankan prokes Covid-19 dengan rutin melakukan swab antigen hampir setiap bulan, menerapkan work from home (WFH) atau kerja dari rumah secara bergantian, dan lainnya. Irsan mengaku hanya sekitar lima pegawainya yang terkonfirmasi Covid-19, satu di antaranya meninggal dunia, Kamis (4/5) lalu, itu pun dikatakan Irsan terjadi tidak bersamaan dan tidak tertular dari dalam kantor. “nggak bareng, seperti satu bulan satu. Mereka tertular dari luar. Kayak yang pertama adalah tukang kebun kita ternyata dia punya kerjaan sambilan sebagai tukang parkir. Kedua tim medis kita yang kena di luar juga,” tuturnya. Terpisah, Kepala UPT Puskesmas Branti Raya dr. Putra Kurniawan mengaku belum ada koordinasi atau laporan dari pimpinan Balai Pemerintahan Desa yang berada di Desa Candimas tersebut, mengenai adanya pegawai balai yang positif Covid-19. “Mereka (Balai,red) saya dengar ada beberapa pegawainya yang terpapar Covid-19. Tapi pimpinan mereka tidak lapor ke Satgas Covid-19 Kecamatan Natar. Tidak pernah juga koordinasi dengan kita selaku UPT Kesehatan yang membawahi wilayah Candimas juga, begitu juga kepada ketua Satgas Covid-19 kecamatan dalam hal ini pak camat. Jadi pak camat lagi melakukan kroscek dulu. Karena kita sebagai UPT kesehatan, tentu menjadi tugas kami melakukan tracing kepada orang terdekat di lingkungan kerjanya,” terangnya. Harusnya kegiatan pelatihan seperti itu menurutnya, tidak diperbolehkan dulu di saat pandemi seperti ini, terlebih tidak meminta izin ke Satgas Kecamatan. “Lagi ditelusuri pak camat sebagai ketua satgas, baru koordinasi ke kita. Karena kemarin saya beberapa minggu dapat telpon banyak yang kena Covid-19 di sana. Tapi saya tunggu pimpinannya tidak pernah laporan ke kita, atau puskes bahkan ke pak camat. Jadi UPT kita tidak bisa langsung masuk ke kantor besar itu. Jadi pak camat dulu akan koordinasi dulu kedalam,” tuturnya. “Intinya kita siap kapan pun mau dilakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment). Kita harapkan pihak Balai kooperatif. Jangan sampai klaster bertambah. Kita juga akan melakukan pengawasan. Tim surveilans akan turun, kalau memang kata Pak Camat ok, Senin kita masuk bersama dokter, surveilens, dan lainnya. Kita lakukan tracing, rapid antigen kepada pegawai belum melakukan swab. Kalau Covid-19 janganlah ditutup-tutupi, kita minta terbuka,” tuturnya. (Kms)
Nekat Pelatihan, Pegawainya Dikabarkan Terpapar
Senin 08-02-2021,09:07 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :