Ratusan Hektare Tanaman Padi Terancam Kekeringan

Selasa 19-09-2017,08:46 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

30 Hektare Diantaranya Puso

KALIANDA – Sekitar 900 hektare tanaman padi di wilayah Kecamatan Ketapang terancam kekeringan dan 30 hektare diantaranya dipastikan puso (gagal panen’red). Kondisi ini terjadi akibat musim kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Lampung Selatan dalam kurun waktu empat bulan terakhir. Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Lamsel Ir. Rini Ariasih saat rapat koordinasi (rakor) bulanan Pemkab Lamsel, kekeringan lahan pertanian itu terjadi di empat desa. Diantarannya adalah Desa Bangun Rejo, Sidoasih, Sidomukti dan Pematang Pasir. “Memang rata-rata lahan pertanian diwilayah tersebut adalah sawah tadah hujan yang mengandalkan air hujan. Letaknya juga spot-spot, tidak satu lahan,” ungkap Rini kepada Radar Lamsel usai rakor, kemarin. Menurutnya, stok air sumur dalam masih mencukupi. Namun, tidak bisa menjangkau di wilayah persawahan yang letaknya jauh karena boks pembagi air dan jaringan irigasi banyak yang rusak. “Kalau untuk sumur dangkal semuanya sudah kering. Karena, kemarau yang terjadi memang berkepanjangan. Maka, petani hanya bisa mengandalkan sumur dalam dengan menggunakan pompa air,” imbuhnya. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi puso yang semakin meluas, pihaknya telah mengajukan proposal untuk perbaikan irigasi dan boks pembagi air ke Dirjend Sarana dan Prasarana Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Agar bisa ditanggapi secara serius dengan menggunakan anggaran darurat. “Dari sekarang ini juga sudah kami susun anggaran untuk perbaikan jaringan irigasi dpada tahun 2018 mendatang. Saat ini, kami harapkan para petani bisa memanfaatkan sumber-sumber air baik itu permukaan ataupun sumber air tanah. Supaya, sisa tanaman padi lainnya tidak gagal panen,” tukasnya. Terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kecamatan Ketapang Asep Awaludin, SP mengatakan, tanaman padi yang baru berusia 40 hari dipastikan tidak bakal panen (puso). Berdasarkan data dari UPT DTPHP Kecamatan Ketapang, luas tanaman gagal panen atau puso di Kecamatan Ketapang 30 hektar. Tanaman puso itu tersebar di Desa Bangunrejo 8 hektar, Desa Sidoasih dan Lebungnala 12 hektar dan Desa Waysidomukti 10 hektar. “Tanaman padi yang sudah berbuah masih bisa dipanen dengan syarat memaksimalkan sumur bor dalam. Tanaman padi yang baru berumur 40 hari sudah dipastikan mati tidak bisa diselamatkan,” kata Asep Awaludin kepada Radar Lamsel via telepon kemarin sore. Sementara itu, Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan berharap ada bantuan darurat dari pemerintah pusat mengenai kondisi yang terjadi di Lamsel. Kedepan, pihaknya akan mengajukan jaringan irigasi air tanah berskala besar dengan kedalaman minimal 100 meter. “Kita akan mengantisipasi jika kemarau panjang ini berlarut sampai tahun depan. Yakni, dengan membuat embung dan mengajukan jaringan irigasi air tanah dengan menggunakan mesin sedot berskala besar. Jadi, kedepannya embung ini yang akan mengatur volume air untuk kebutuhan tanaman padi,” jelas Zainudin. (idh)  
Tags :
Kategori :

Terkait