Petani Bingung Laporkan Masalah Penyakit Biji Kakau
POPT Sarankan Petani Infus Batang dan Pelihara Musuh Alami
PENENGAHAN – Penyakit yang menyerang buah kakau di Kecamatan Penengahan rupanya sudah terjadi sejak 4 tahun terakhir. Selama itu, petani terus berupaya mengatasinya, namun penyakit yang merusak biji kakau tersebut masih saja ada. Langga (27), petani kakau asal Desa Padan, Kecamatan Penengahan mengaku kebingungan mengatasi masalah penyakit yang menyerang hampir seluruh pohon kakaunya. Kondisi ini dianggap sangat merugikan, selain buah yang rusak, hal itu juga menyebabkan penurunan kualitas yang berimbas pada harga jual. Ia juga tidak tahu harus melapor dan mengadu kepada siapa karena belum pernah bertemu dengan petugas penyuluh lapangan (PPL) perkebunan di wilayahnya. Bahkan, ia tak tahu siapa petugas PPL yang mendampingi desanya. “Kalau ditempat kami belum pernah (laporan’red), bagaimana mau, kami saja tidak tahu siapa PPL-nya,” katanya kepada Radar Lamsel, Kamis (8/11/2018). Ditanya mengenai persoalan ini, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Penengahan, Syafruddin mengatakan bahwa penyakit yang membuat biji coklat menjadi hitam dan berlubang itu disebabkan oleh hama penggerek buah kakau atau (PBK). PBK adalah hama utama pada komoditi kakau. Hama ini menyebarkan penyakit dengan menusuk, menghisap, dan meletakkan telur di buah kakau. Akibat ulahnya, hama ini menimbulkan gejala yang membuat buah kakau akan mengeras seperti batu, biji buah tidak sempurna sehingga membuat biji buah tidak normal. Timbulnya PBK disebabkan oleh bekas panenan kulit atau biji kakau yang dibuang oleh petani. Dalam kulit dan isi kakau, kata Syafruddin, terdapat PBK yang berkembang biak. Dia mengatakan, dari hal ini, petani harus belajar membuang kulit pada tempat yang tepat. Misalnya dengan membuat sanitasi atau lubang pembuangan. “Kesalahan lain yang dilakukan petani adalah menyemprot musuh alami dari PBK, yaitu semut hitam, semut merah dan angkrang. Kadang petani menyemprot semut, padahal mereka sangat membantu. Mereka memakan PBK maupun hama lainnya, seperti bajing dan tikus,” katanya. Untuk pengendalian PBK, Syafruddin meminta petani mengaplikasikan pencegahan dengan menginfus batang kakau. Caranya, petani harus mengebor batang dengan ukuran diamater 10 milimeter dengan kedalaman 10 – 15 sentimeter. “Dibor miring ke bawah, setelah dibor, diisi insektisida sistemik. Kemudian ditutup dengan kapas, ini cara yang efektif untuk mengendalikan serangan PBK terhadap buah kakau,” ucapnya. Syafruddin mengatakan, masalah lain yang menyebabkan buah kakau mengalami kerusakan adalah gejala kanker batang, yang disebabkan oleh virus kelembapan penyakit kanker buah batang kakau. Jenisnya adalah putih kehijauan yang terdapat di batang. Virus ini termasuk berbahaya karena bisa menyebabkan batang mengalami kematian. Menurut dia, virus yang menyerang batang kakau ini tidak bisa dilumpuhkan, tetapi hanya bisa dicegah agar pengaruhnya tidak meluas. “Untuk pencegahan virus buah kakau menggunakan agen hayati jenis trikoderma. Sebetulnya di alam sudah banyak trikoderma, tetapi karena perilaku petani terhadap penggunaan pestisida petani yang tidak tepat menjadi penyebab, Itulah yang menyebabkan trikoderma habis, jadi hama meledak,” katanya. (rnd)Sumber: