FKPP Lamsel Tegaskan Sikap Netral di Ajang Pilpres

FKPP Lamsel Tegaskan Sikap Netral di Ajang Pilpres

KALIANDA – Pengurus Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Lampung Selatan menegaskan sikap netral dalam situasi politik di ajang Pilpres (pemilihan presiden) pada April mendatang. Sikap netral yang telah ditentukan oleh FKPP sebagai langkah yang tepat untuk menjaga harmonisasi organisasi. Dengan sikap seperti itu, FKPP bisa terbebas dari konflik kepentingan politik yang dapat merugikanorganisasinya di kemudian hari. Hal ini sekaligus turut mempertegas bahwa FKPP adalah organisasi yang memiliki tujuan untuk membangun silaturahmi antar sesama.           Ketua FKPP Lamsel, Dr. KH. A. Rafiq Udin, S.Ag.,M.Si mengatakan, bahwa organisasinya juga memberikan kebebasan memilih kepada seluruh anggota yang mempunyai hak pilih. Rafiq mengatakan, sebagai warga negara hal itu wajib dilakukan dalam menentukan sikap politik dalam ajang pilpres.           “FKPP Lamsel memberikan kebebasan memilih kepada seluruh anggota yang mempunyai hak pilih sebagai warga negara. Ini adalah bentuk sikap politik organisasi yang netral,” kata Rafiq dalam acara halaqah sekaligus rapat koordinasi di pesantren Nurussalam Gunter, Sabtu (26/1) lalu.           Selain sikap netral dan kebebasan memilih, FKPP Lamsel juga mendukung pihak penyelenggara dan pengawas dalam ajang pilpres yang dalam hal ini dilakukan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan pengawas Pemilu) Lamsel. FKPP, kata Rafiq, meminta ke dua pihak tersebut bersikap tegas agar proses pemilu bisa berjalan dengan semestinya.           “FKPP mendukung penuh penyelenggaraan pemilu oleh KPU dan Bawaslu. Kami meminta agar mereka menjadi pelaksana dan wasit yang baik agar proses pemilu bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan pemimpin terbaik bagi bangsa Indonesia,” katanya. Rafiq, yang juga pemimpin pondok pesantren terpadu Ushuluddin di Desa Belambangan ini juga mengajak seluruh elemen masyarakat mengedepankan rasa keutuhan bangsa. Menurut dia, hal ini perlu ditanamkan agar bisa menghindari ancaman dari pihak-pihak yang memiliki tujuan buruk. “Agar mengedepankan rasa keutuhan bangsa dan negara dari segala bentuk ancaman. Khususnya dari kelompok-kelompok yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan,” katanya. (rnd)

Sumber: