Pemdes Minta BRI Segera Penuhi Permintaan Mesin BRIlink
PENENGAHAN – Pemerintah desa di Kecamatan Penengahan meminta pihak BRI segera memenuhi permintaan mesin BRIlink. Pasalnya, sejak proposal permintaan diajukan pada awal Januari lalu, hingga pihak BRI belum memenuhi pengajuan mesin tersebut. Minimnya keberadaan mesin BRIlink di Kecamatan Penengahan membuat warga kesulitan untuk mencairkan dana bantuan itu. Sekretaris Desa Sukabaru, Hudrotul Ihwan, tak menampik jika masih ada warganya yang belum mencairkan dana bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) itu. Hudrotul mengatakan bahwa masyarakat yang belum mencairkan didominasi oleh keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan pangan non tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan. “Kalau pnerima BPNT murni rata-rata (sudah) cair, yang belum cair itu penerima BPNT dan PKH. Kendalanya karena desa tidak memiliki mesin BRIlink,” katanya kepada Radar Lamsel, Minggu (10/2) kemarin. Hudrotul menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengajukan proposal mesin BRIlink kepada pihak BRI pada awal Januari lalu. Saat pengajuan itu, lanjut Hudrotul, pihak BRI berjanji akan mengadakan mesin tersebut pada Maret mendatang. Karena proses pencairan tersendat, pemerintah desa terpaksa menekan pihak BRI agar segera memenuhi permintaan mesin tersebut. “Kami ajukan 1 Januari lalu, mereka (BRI) janji tiga 3 bulan. Tapi apa kami harus menunggu, sedangkan masih banyak warga yang belum mencairkan. Dan warga membutuhkan dana itu untuk membeli kebutuhan,” katanya. Selain masalah pengajuan yang belum tuntas, Hudrotul mengatakan bahwa pihak BRI juga tak mau memenuhi permintaan Pemerintah Desa Sukabaru yang membutuhkan dua mesin BRIlink. Menurut peraturan, jika desa tersebut memiliki 250 KPM, maka wajib memiliki satu mesin BRIlink. Jika mencapai 300 KPM, maka mesin BRIlink disarankan lebih dari satu unit. “Di Sukabaru ini ada 370 KPM, lebih dari 250 kan. Artinya desa ini harus memiliki dua mesin. Kalau cuma satu, kasian warga yang jauh. Tapi waktu itu pihak BRI akan memberikan satu saja, saya tanya kok satu. Alasannya pencairan BPNT tak mesti dilakukan di BRIlink BPNT, sebab pencairan juga bisa dilakukan di agen BRI Laku Pandai,” katanya. Dikonfirmasi mengenai masalah pengajuan mesin BRIlink yang menjadi polemik di lingkungan masyarakat, pihak BRI Cabang Penengahan belum memberikan jawaban resmi. Saat dihubungi, Petugas BRIlink, Tomi Bisma tak menjawab pesan whatsapp dan telepon dari Radar Lamsel. Sebelumnya, Sekretaris Desa Kampung Baru, Dodi Prasetyo, A.Md membenarkan bahwa masyarakatnya sangat membutuhkan mesin BRIlink tersebut. Bahkan, kata Dodi, pihaknya sudah membuat proposal permintaan pengadaan mesin BRIlink yang diserahkan kepada pihak BRI melalui Dinas Sosial. “Sudah dilaksanakan, tetapi sampai hari ini pihak BRI belum mampu memenuhi kebutuhan alat tersebut. Selama dua bulan ini, banyak warga yang belum mengambil BPNT karena terkendala masalah kekurangan alat,” katanya. Mengenai kebutuhan mesin BRIlink itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lampung Selatan, Dul Kahar, AP.Msi mengatakan bahwa pihaknya juga sudah mengusulkan pengadaan mesin tersebut. Tetapi nyatanya, hingga saat belum ada tanggapan dari pihak BRI. “Sampai saat ini belum digubris. Sudah dua bulan, tapi alat-alat belum banyak yang masuk. BRI beralasan jika belum ada alat. Dinas Sosial juga sudah mengirimkan surat kepada Kementerian Sosial agar menegur pihak BRI,” katanya. (rnd)
Sumber: