Dirjen IKMA Siap Pasarkan Produk Pesantren Ushuluddin
PENENGAHAN – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) siap memfasilitasi produk industri kecil menengah (IKM) yang diproduksi pondok pesantren Ushuluddin. Unsur pelaksana kementerian ini juga siap memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Dirjen IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, dalam pengembangan IKM di pesantren Ushuluddin harus dimulai dari dalam. Menurut dia, santri harus menggunakan produknya sendiri supaya bisa ada koreksi dari internal. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan, produk tersebut disempurnakan kemudian dipasarkan ke luar. Gati menjelaskan, pelaksanaan IKM merupakan bentuk komitmen pihaknya dalam menumbuh kembangkan wirausaha baru di lingkungan pondok pesantren. Gati mengatakan pihaknya tak hanya memberikan keterampilan teknis berproduksi yang baik, tetapi juga memberikan fasilitas akses pemasaran utama melalui online atau dunia digital. Gati melanjutkan, pelaksanaan IKM bisa dipasarkan melalui platform market place situs Bukalapak.com yang merupakan karya anak bangsa. Dengan bekerja sama bersama situs jual-beli ini, Gita mengatakan santri bisa mendapatkan ilmu cara memulai, berjualan hingga mengembangkan pasar untuk meningkatkan nilai ekonomi yang ada di pondok pesantren melalui online. “Menyikapi potensi pemasaran secara daring (online) yang sedemikian besar, Ditjen IKMA telah meluncurkan program e-Smart IKM. Hingga 2018, sudah lebih dari 5.945 pelaku IKM dari berbagai daerah yang mengikuti workshop e-Smart,” katanya. Menurut Gati, berdasarkan data tersebut, potensi pemasaran di dunia digital terutama jual-beli secara online harus dimanfaatkan oleh pondok pesantren Ushuluddin. Gati menilai pesantren Ushuluddin memiliki beberapa produk yang mampu dijual di masyarakat sekitar, misalnya seperti produk sabun cuci piring. Selain itu, pesantren Ushuluddin juga memiliki nilai jual lain seperti usaha konveksi busana muslim, kuliner, minimarket dan budidaya ikan lele. Agar roduk-produk IKM pesantren Ushuluddin mampu bersaing di pasar, Gati mengatakan, hal itu harus didukung oleh kemasan yang baik dan menarik. Serta perlindungan hak kekayaan inteletual (HKI) utamanya merk dagang. Untuk merealisasikan hal tersebut, Ditjen IKMA siap memberikan bantuan desain produk kepada pesantren Ushuluddin. “Nanti difasilitasi klinik pengembangan desain dan merk Ditjen IKMA, serta pendaftaran merk melalui klinik HKI kami. Kemudian jualan secara digital, saya yakin santri memiliki pemikiran yang cerah dan kreatif. Buat kemasan yang baik, merknya harus dipatenkan. Gunakan produknya, koreksi, kemudian pasarkan di luar,” katanya. Pimpinan pondok pesantren Ushuluddin, Dr. KH. A. Rafiq Udin, S.Ag.,M.Si menyambut baik pelaksanaa program Santripreneur oleh Ditjen IKMA. Menurut Rafiq, fasilitasi desain merk dan kemasan, serta fasilitas HI yang diinisiasi oleh Kemenperin bisa menambah kegiatan positif bagi para santri. Rafiq mengatakan, bahwa pesantren asuhannya itu memiliki 21 jenis usaha. Rafiq meyakini semua unit usaha memiliki harapan untuk tumbuh pesat, misalnya seperti usaha konveksi. Selain itu, kata Rafiq, melalui usaha itu para santri bisa berguna bagi masyarakat dalam menumbuhkan perekonomian daerah setempat. “Salah satunya pembuatan dan penyerapan tenaga kerja. Kalau ini bisa terealisasi, saya yakin perekonomian daerah akan tumbuh. Sementara ini, pengembangan usaha kami masih dikonsumsi dalam internal. Paling tidak, makanan dan minuman yang dikonsumsi santri merupakan produk asli pesantren ini,” katanya. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamsel, Qorinilwan Nitijaman, mengapresiasi langkah pesantren Ushuluddin yang menjalin komunikasi dengan pusat. Menurutnya, hal itu merupakan langkah yang tepat. Mengenai pengembangan produk pesantren Ushuluddin, Qorinilwan memiliki kita rencana mengadakan pemasaran secara online. “Tahun ini kita ada kegiatan tentang merk, tentang hak, pemasaran online juga dilakukan. Kita gandeng bukalapak, kan sejauh ini mentalitas kita sudah bagus,” katanya. Selanjutnya, Qorinilwan mengaku sudah menyiapkan rencana pemasaran produk dari pesantren Ushuluddin di wardes (warung desa). Qorinilwan mengatakan pemasaran yang akan dilakukan tak hanya makanan saja, tetapi juga pemasaran untuk semua produk UMKM. Dalam pemasaran melalui online, Qorinilwan mengatakan bahwa pihaknya akan mendalami dan belajar banyak dari pihak Bukalapak.com. “Untuk UMKM semuanya. Seperti sabun dan kain kerajinan, kita buat website pemasaran online. Kita dalami dengan bukalapak. Kita akan belajar banyak dari mereka,” katanya. (rnd)
Sumber: