Galakkan Sadar Wisata
Kemenpar: Yang Harus Dibasmi Adalah Sampah
RAJABASA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar trauma healing dalam rangka gerakan sadar wisata di destinasi pariwisata di Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kamis (21/2) kemarin. Kegiatan yang dilaksanakan di lokasi pantai ini juga menggelar diskusi tentang penanganan psikologi pasca tsunami Selat Sunda. Acara yang digagas oleh Kemenpar ini dihadiri langsung oleh Kasubbid Sadar Wisata Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Arum Damaritiyas, yang sekaligus menjadi pemateri. Kemudian Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Dicky Pelupessy, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kemasyarakatan Pemkab Lampung Selatan, Syahlani. Serta Kadis Parsenibud Pemkab Lamsel, Yuda Sukmarina. Meski acara ini digagas oleh pusat, namun tak lantas melupakan budaya Lampung Selatan. Pemain gitar tunggal asal Desa Pauh Tanjung Iman, Al Muhtarom yang berduet dengan Aisyah Fadillah membawakan dua buah lagu yang berjudul \"Kumbang Kupi\" dan \"Tikham\" di pembukaan acara itu. Kasubbid Sadar Wisata Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Arum Damaritiyas, mengatakan dalam mengembangkan destinasi wisata, persoalan utama yang harus dibasmi adalah sampah. Khususnya sampah kayu dan plastik, yang menjadi penyakit utama di lingkungan laut. “Yang harus itu sampah kayu dan plastik, kalau daun tidak usah karena jadi humus (tanah yang subur terbentuk dari lapukan daun),” katanya saat diwawancarai Radar Lamsel. Kemenpar, kata Arum, menegaskan bahwa mereka tak ingin kegiatan ini hanya berlangsung sebagai seremoni saja. Tetapi diterapkan dan diaplikasikan sehingga destinasi wisata nampak terawat. Keuntungan yang bisa diambil dari keterawatan wisata adalah memudahkan promosi sehingga bisa menarik banyak pengunjung. “Tapi kita terapkan. Kita bangkitkan kegiatan sadar wisata setelah bencana tsunami. Kita berikan pemahaman. Bagaimana masyarakat itu bangkit dari keterpurukan dari implementasi dari sapta pesona,” katanya. Lebih jauh, Arum mengatakan pelaku usaha juga harus memastikan bahwa makanan dan minuman yang dijual aman. Hal ini juga membantu menarik minat wisatawan agar semakin sering mengunjungi destinasi wisata. Arum mengatakan bahwa pihaknya mempunyai rencana dalam mensosialisasikan pariwisata. “Kita memberikan masukkan trauma healing, juga memberikan sosialisasi pariwisata. Sekarang kita sudah berikan peralatan kebersihan, nanti kita berikan motor bak sampah. Kita juga memberikan kelengkapan home stay,” katanya. Asisten Bidang Ekobang dan Kemasyarakatan, Syahlani, turut senang dan menyambut penyelenggaraan kegiatan Kemenpar yang diselenggarakan di Desa Kunjir. Syahlani mengakui, penanganan pasca tsunami memang memerlukan langkah-langkah yang cepat dalam pemulihan sektor pariwisata, baik dari sisi sumber daya manusia, kelembagaan atau pun kegiatan trauma healing. “Pemulihan destinasi wisata yang mengalami kerusakan akibat bencana membutuhkan pemasaran. Hal semacam ini diharuskan agar menumbuhkan rasa kepercayaan kepada masyarakat untuk berwisata ke pesisir Selat Sunda. Yang terpenting adalah trauma healing, karena ini menyangkut pemulihan kondisi kejiwaan dan spiritual,” ucapnya. Kadis Pariwisata Lamsel, Yuda Sukmarina, mengamini bahwa tujuan kegiatan ini untuk menjaga kebersihan, keidahan dan kenyamanan. Yuda menambahkan, kegiatan ini diikuti puluhan anggota kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang sudah mendapat izin 25 dari Pemkab Lamsel. Usai acara, Arum, dan Yuda mengajak pokdarwis membersihkan lingkungan pantai dari sampah. Ajakan ini masuk dalam waktu yang tepat, sebab, Kamis kemarin bertepatan dengan Hari Sampah Nasional. (rnd)Sumber: