PGRI Lamsel Bantu Anggota Tertimpa Tsunami
Berikan Bantuan Uang Bervariasi
KALIANDA - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Lampung Selatan memberikan bantuan tali asih kepada anggotanya yang menjadi korban tsunami Selat Sunda pada 22 Desember lalu. Sedikitnya ada 53 anggota PGRI yang diberi bantuan, yang terdiri dari honorer dan PNS di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan Kementerian Agama (Kemenag). Dalam pemberian bantuan uang tunai itu, PGRI Lamsel mengucurkan dana sebensar Rp256 juta. Namun uang yang diberikan memiliki jumlah bervariasi, dilihat dari kerusakan yang dialami. Anggota PGRI yang rumahnya mengalami rusak ringan mendapatkan Rp3 juta, kemudian rumah rusak sedang Rp5 juta, dan rumah rusak berat Rp8 juta. Ketua PGRI Lampung Selatan, M. Yamin Daud, S.Pd mengatakan dalam pemberian bantuan tali asih itu, pihaknya mengucurkan dana sebesar Rp256 juta. Yamin mengatakan jumlah uang yang didonasikan itu berasal dari sumbangan seluruh anggota PGRI di seluruh Indonesia. “Pemberian bantuan uang tunai kepada 53 anggota PGRI Lampung Selatan. Terbagi tiga kategori, ringan, sedang, dan berat. Bantuan ini merupakan sumbangan dan respons anggota PGRI seluruh Indonesia,” kata Yamin di acara penyerahan bantuan yang digelar di SMPN 2 Kalianda, Minggu (3/3) kemarin. Yamin mengatakan program bantuan uang tunai ini berbeda dari yang lain. Karena, kata dia, tujuannya untuk membantu rehabilitasi atau pemulihan pasca tsunami. Dalam prosesnya, Yamin mengatakan PGRI mengambil langkah pemulihan dengan memberikan bantuan uang untuk rehabilitasi. “Selain itu, PGRI juga memiliki bantuan pakaian untuk korban tsunami. Tetapi banyaknya bantuan pakaian membuat PGRI berencana melelangnya. Kemudian hasil penjualan diserahkan ke korban tsunami,” katanya. Menurut Yamin, rencana pelelangan pakaian dianggap lebih jitu karena uang yang dihasilkan bisa lebih tepat sasaran ketimbang membantu pakaian yang sudah lebih dari cukup. PGRI Lamsel, kata Yamin, memprediksi jumlah anggota penerima bantuan akan bertambah. Sebab, Yamin meyakini masih ada anggota PGRI yang belum masuk dalam pendataan. “Kemungkinan masih ada, nanti akan kita cek lagi. Setelah kita terima, kita akan verifikasi di lapangan. Kita krosscek, apakah benar kerusakannya seperti itu,” katanya. (rnd)Sumber: