200 Hektar Padi Terendam Luapan Sungai Way Pisang
Tanggul Jebol Tak Kunjung Diperbaiki
PALAS – Guyuran hujan yang terus menerus terjadi diwilayah Kecamatan Palas sejak beberapa pekan terakhir menyebabkan luapan Sungai Way Pisang tak kunjung mereda. Setelah sempat surut Senin (4/3) sore, tanggul penangkis yang jebol di Desa Sukaraja, Kecamatan Palas kembali dihantam luapan Sungai Way Pisang Selasa (5/3). Akibat banjir yang terjadi selama dua hari belakangan ini, tercatat telah merendam 200 hektar tanaman padi di yang tersebar di tiga desa. Yakni, Desa Sukaraja, Bangunan, dan Pematangbaru. Komari (49), salah satu petani Desa Bangunan mengatakan, banjir yang terjadi pada hari Senin sempat surut, namun akibat hujan terus terjadi tanggul penangkis yang jebol kembali diterjang luapan Sungai Way Pisang. “Kemarin banjir memang sudah mereda. Namun hujan deras yang teradi pada Senin malam, tanggul penangkis lagi-lagi dihajar luapan Sungai Way Pisang dini hari tadi,” ujar Komari kepada Radar Lamsel. Komari mengungkapkan, tanggul penangkis yang hingga kini belum tersentuh perbaikan membuat luapan Sungai Way Pisang dengan mudah masuk kelahan pertanian warga. “Senin kemarin tanaman padi milik saya belum terendam, sekarang sudah terendam. Harapan kami tanggul ini segera diperbaiki, paling tidak ada perbaiki sementara agar luapan sungai tidak leluasa masuk ke sawah warga,”teranngnya. Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Palas Agus Santosa menjelaskan, banjir yang terjadi selama dua hari belakangan setidaknya menyebabkan tanaman padi seluas 200 hektar terendam banjir. “Senin kemarin 120 hektar yang terendam. Tapi pendataan hari ini sudah mencapai 200 hektar yang tesebar di Desa Bangunan, Pematangbaru, dan Sukaraja,” jelasnya. Sementara itu, Plt. Kepala UPT Pengkajian Konstruksi dan Bangunan Kecamatan Palas, Slamet mengatakan, perbaikan tanggul akan dilakukan mengunggu perkembangan luapan Sungai Way Pisang surut. “Pihak Balai Besar sudah memantau tanggul, Senin kemarin. Saat ini tanggul yang jebol masih tergenang. Kami masih mengunggu perkembangan air, jika sudah surut perbaikan baru bisa dilakukan,” tutur Slamet. (vid)Sumber: