Occupancy Hotel di Wilayah Pantai Turun 90 Persen
RAJABASA – Bencana tsunami yang menerjang wilayah pesisir Kecamatan Rajabasa pada Desember lalu rupanya memberi dampak negatif yang meluas. Dampak akibat bencana itu begitu terasa bagi bisnis perhotelan yang berada di kawasan pantai. Hingga Maret ini, jumlah tamu di dua hotel besar yaitu Kahai Krakatau Beach, dan Grand Elty Krakatoa merosot tajam. Pasca bencana besar itu, jumlah tamu di Kahai mengalami penurunan sebanyak 80 – 90 persen dari biasanya. Besarnya angka penurunan tersebut tentu memberikan imbas terhadap pemesanan occupancy atau hunian yang rata-rata hanya terisi 10 – 20 persen. Manager Kahai Krakatau Beach, Agustin, mengamini jumlah penurunan tamu dan occupancy di hotelnya itu. Agustin pun tak menampik jika hal itu memang disebabkan oleh bencana tsunami yang menerjang wilayah pesisir Rajabasa. Selain penurunan, bencana ini juga menyulutkan niat tamu yang telah memesan kamar di hotel ini. “Bukan merosot lagi, tapi hancur. Tamu yang udah DP bulan Mei sama Juni aja pada minta batal, mereka ini yang DP tahun lalu sebelum kejadian tsunami,” kata Agustin kepada Radar Lamsel, melalui sambungan telepon, Kamis (21/3) kemarin. Agustin mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya agar pengisian occupancy seperti biasanya. Bahkan, Manajemen Kahai telah memberikan diskon lebih dari separuh harga supaya kembali menarik minat tamu. Namun cara ini tak memberikan magnet yang kuat. “Kita udah kasih 60 persen, udah bukan diskon lagi. Pokoknya kita jual habis-habisan supaya tamu kita balik lagi. Tapi udah segitu masih sepi aja,” katanya. Menurut Agustin, sepinya hotel karena para tamu masih takut terjadinya bencana tsunami susulan. Selain itu, pemerintah pusat melalui pihak PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) juga belum memberikan keterangan resmi apakah bakal ada tsunami susulan atau tidak. “Ya, mereka masih takut dekat-dekat sama pantai, takut tsunaminya balik. Dan juga karena tidak adanya statemen dari pemerintah yang menyatakan aman,” katanya. Di sisi lain, Manajemen Grand Elty Krakatau juga mengakui jika bencana tsunami beberapa waktu lalu memang masih memberikan rasa bagi pengunjung hotel. Kondisi ini menyebabkan pencapaian target pengunjung dan occupancy Grand Elty meleset jauh. Operasional Manager Grand Elty Krakatoa, Yundi Nayadilaga, mengamini jika bencana tsunami beberapa waktu lalu memang menjadi pemicu utamanya. Sejauh ini, jumlah tamu yang berkunjung ke Grand Elty tak pernah lebih dari 11 persen dari seluruh occupancy yang ada. “Januari – Februari hanya 10 persen. Januari hampir gak ada tamu. Februari rata-rata 1 kamar. Mulai pertengahan Maret ini baru agak bergerak, sampai tanggal 21 kemarin pengunjung baru 19 persen,” katanya. Untuk meningkatkan pengunjung, Manajemen Grand Elty telah membuat program recovery dengan memberikan diskon occupancy sebesar 40 persen. Serta tiket masuk diskon sebesar 50 persen. Program ini akan berlaku hingga Mei mendatang. Yundi mengatakan program ini sebagai bentuk promosi untuk meningkatkan jumlah tamu. “Sebetulnya ada dua hal, sebagian masyarakat masih takut, itu sudah pasti. Kemudian kurangnya kalender liburan. Kalau prediksi kami, mungkin kondisi hotel akan kembali pulih saat liburan lebaran,” katanya. (rnd)
Sumber: