Pemerintah Panggil Boss PT. Tanjung Selaki
Rakyat Bekingi Pemkab, Bongkar Penyebab Banjir
KALIANDA – Desakan masyarakat Desa Tarahan, Kecamatan Katibung soal pembongkaran gorong-gorong penyebab banjir berujung pemanggilan terhadap big boss PT. Tanjung Selaki oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. Upaya diskusi dengan Boss PT. Tanjung Selaki, Basais, diharapkan mampu menemukan jalan tengah atas permasalahan yang cenderung merugikan masyarakat. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Lampung Selatan Thamrin, mengatakan Pemkab masih menunggu itikad baik perusahaan untuk melakukan pembongkaran atau pelebaran terhadap gorong-gorong tersebut. “ Setelah menangkap aspirasi masyarakat dan tinjauan Plt. Bupati Lamsel, kami akan komunikasikan dengan perusahaan supaya mereka mau melakukan pembongkaran dengan mempertimbangkan masyarakat. Kita akan diskusi dulu dengan mereka (perusahaan ‘red),” kata Thamrin kepada Radar Lamsel, Kamis (21/3). Thamrin yang sudah melihat langsung lokasi gorong-gorong pun mengakatan, apabila dalam pencarian solusi perusahaan tidak bersedia melakukan pembongkaran. Maka Pemkab akan tetap melakukan pembongkaran dan mengganti gorong-gorong dengan jembatan. “ Kalau tidak juga ada tindakan pembongkaran dari pihak perusahaan. Seperti yang sudah disampaikan pak bupati, kita akan bongkar. Karena dampaknya cenderung merugikan masyarakat banyak,” sebut Thamrin. Tak hanya bicara pemanggilan, Thamrin yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas PUPR Lamsel ini mengatakan terdapat dua perusahaan tambang batu di sekitar sungai Tarahan itu. satu perusahaan lain kata dia, yakni PT. Sumber Batu Makmur sudah bersedia bekerjasama dengan melakukan pengerukan terhadap pendangkalan sungai yang disebabkan longsor. “ Ada beberapa faktor penyebab banjir salah satunya adalah longsoran yang masuk kedalam sungai dan menyebabkan pendangkalan. Alhamdulillah perusahaan itu (PT.SBM ‘red) kooperatif dan mau melakukan pengerukan disekitar sungai,” paparnya. Disinggung soal regulasi yang dapat meluruskan polemik ini? Thamrin mengatakan pemerintah mengambil tindakan dengan menganalisa dampak buruk yang ditimbulkan dari persoalan ini. “ Kita punya waktu empat hari untuk menyelesaikan ini. Tindakan yang kita ambil tak lepas dari keluhan masyarakat Desa Tarahan,” tandasnya. Disisi lain masyarakat mengatakan PT. Tanjung Selaki sudah pernah berjanji akan membongkar gorong-gorong dan menggantinya dengan jembatan yang ideal. Namun hingga kini rencana itu urung direalisasikan. “ Mereka pernah janji untuk membangun jembatan tapi nyatanya sampai saat ini kami masih kebanjiran karena gorong-gorong yang sempit itu belum dibongkar,” kata Junaidi (48) mantan Kepala Desa Tarahan. Junaidi membeberkan sejak kepemimpinan Bupati Ricko Menoza, Zainudin Hasan, dan kini Nanang Ermanto. Baru Plt. Bupati Lamsel Nanang Ermanto yang diharapkan masyarakat mampu membongkar gorong-gorong tersebut. “ Keberadaan gorong-gorong itu sudah bertahun tahun, sejak jaman Bupati Ricko. Tapi belum ada yang berani membongkar padahal rakyat menanggung derita banjir tiap musim hujan,” ungkapnya. Mantan orang nomor satu di Desa Tarahan ini berharap siapapun yang interest pada persoalan ini dapat mendesak pembongkaran tersebut. Sebab bila masyarakat yang membongkar, kata dia bakal dituding sebagai pengrusakan aset perusahaan. “ Kalau masyarakat yang bongkar kasian. Nanti dituding pengrusakan aset perusahaan. Maka itu kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan dalam situasi seperti ini,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, Plt. Bupati Lamsel Nanang Ermanto menegaskan akan segera melakukan pembongkaran terhadap gorong-gorong tersebut dan diganti dengan jembatan. “ Kami sedang mencari jembatannya, nanti ketika jembatan sudah siap dipasang. Gorong-gorong ini kita bongkar, biar kalau ada yang marah, marah dengan saya,” kata Nanang usai meninjau gorong-gorong di Desa Tarahan, Rabu (20/3). (ver)Sumber: