Bau Busuk Sampah Pasar Pasuruan Bikin Anak-anak Muntah
Kepala Puskesmas: Bisa Mengganggu Pencernaan dan Kurang Gizi
PENENGAHAN – Bau tak sedap yang berasal dari tempat pembuangan sampah (TPS) pasar Pasuruan, Kecamatan Penengahan kembali disoroti warga desa setempat. Kali ini, sorotan warga tertuju pada polusi udara dengan bau busuk yang amat menyengat. Bahkan, anak-anak warga yang tinggal dekat di lokasi sampah itu mengalami muntah-muntah karena menghirup bau busuk. Sejatinya,persoalan bau busuk sampah ini memang selalu menjadi primadona di kalangan warga sekitar pasar. Namun kali ini warga benar-benar sudah tak tahan dengan polusi udara yang menyebabkan anak-anak di lingkungan sekitar muntah-muntah. Warga khawatir polusi sampah tersebut akan menyebabkan penyakit. “Polusi sampah pasar itu bisa dihilangkan atau enggak, ampun saya sama baunya yang luar biasa. Sampai-sampai ada anak-anak yang muntah karena baunya,” kata Hery (38) warga setempat kepada Radar Lamsel, Minggu (24/3) kemarin. Warga lainnya, Anto (42) mengatakan, sampah pasar Pasuruan memang diangkut secara rutin setiap minggu. Namun, hal itu tak lantas mengurangi bau busuk di TPS pasar itu. Bahkan, bau busuk yang ditimbulkan semakin menjadi-jadi ketika sampah diangkut oleh petugas kebersihan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim). “Seminggu 2 kali diangkutnya. Tapi pas sampah diangkut baunya luar biasa, anak-anak ada yang muntah. Permasalahannya TPS itu bukan isinya bukan sampah biasa, kotoran ikan juga dibuang dibuang ke situ,” katanya. Mengenai persoalan bau busuk di TPS itu, warga sudah menyampaikan kepada Pemerintah Desa Pasuruan agar masalah tersebut segera diatasi. Radar Lamsel mencoba mengonfirmasinya kepada Plh. Kades Pasuruan, Asmiharto. Ia pun mengamini jika sudah menerima laporan mengenai bau busuk sampah pasar Pasurunn. Tetapi, Asmiharto mengaku pemerintah desa tak bisa berbuat banyak lantaran urusan pasar merupakan kewenangan pengurus BUMDes dan pihak pasar. “BUMDes yang mengurus, kalau pengangkutan oleh Disperkim sudah bayar. Kalau limbah ada pengurus pasar, dan BUMDes. Kami tak bisa berbuat banyak di pasar karena ada dua pihak itu yang mengurusnya,” katanya. Kepala UPT PRI Penengahan, Syaiful Anwar, S.Km mengatakan polusi udara bau busuk dari sampah yang menyebabkan anak-anak muntah merupakan hal yang berbahaya. Soal kemungkinan timbulnya penyakit dari sampah, Syaiful mengatakan tidak ada efek langsung. “Yang tidak langsung mungkin saja. Misal ada anak yang muntah, kalau terus-terusan bau dan muntah, tentunya mengganggu pencernaan dan kurang gizi karena selalu muntah,” katanya. Menurut Syaiful, bau sampah yang menyengat ditimbulkan karena ada pembusukan di TPS pasar tersebut. Syaiful melanjutkan, seharusnya kecamatan dan desa perlu mengadakan TPS yang jauh dari rumah penduduk. Atau TPS yang ada setiap 2 hari harus diangkut ke TPA. Lebih jauh, Syaiful mengatakan seharusnya tempat pembuangan sampah memiliki perbedaan seperti organik dan an organik. Menurut dia, TPS pasar Pasuruan dibuatkan tempat pengolahan sampah. Sehingga sampah organik bisa diolah jadi kompos dan pupuk cair, dan an organik bisa didaur ulang. “Seperti di Desa Pisang (Kecamatan Penengahan), dapat bantuan pengolahan sampah. Nah, harusnya di TPS pasar dibuatkan juga. Jadi sampah-sampah itu bisa didaur ulang menjadi bahan bermanfaat,” katanya. (rnd)Sumber: