Banyak Walang Sangit di Pemukiman Warga, Petani Khawatir
KALIANDA – Sudah empat hari belakangan ini wilayah Tajimalela, Canggu, Hara Banjarmanis, dan Kedaton dihiasi walang sangit. Dari pantauan, rata-rata walang sangit ini menghinggapi halaman dan di dalam rumah-rumah warga yang memiliki penerangan. Walang sangit juga mengganggu pengendara karena saat malam hari binatang ini terbang mengerumuni lampu penerang jalan umum (LPJU). Keberadaan walang sangit di wilayah pedesaan ini pun memunculkan spekulasi jika kemunculan mereka karena masa panen telah datang. Di balik itu, binatang yang khas dengan bau menyengat ini juga bisa menyerang lahan pertanian warga. Jika di lingkungan rumah warga dan lampu jalan terdapat banyak walang sangit, bisa diartikan keberadaan walang sangit di sawah juga sangat banyak. Biasanya, petani kerap kecolongan. Dul, (62) petani asal Desa Tajimalela mengamini jika keberadaan walang sangit yang banyak disebabkan oleh pengaruh panen. Menurut dia, keberadaan walang sangit saat posisi menjelang panen tak terlalu bebrhaya. Meski begitu, petani tetap diminta waspada karena masa menjelang panen juga memunculkan persentase kerusakan. “Apalagi menjelang masa panen seperti sekarang ini, keberadaan walang sangit akan sulit dikendalikan. Kemungkinan bisa gagal panen itu ada jika terlambat mengendalikan,” katanya kepada Radar Lamsel, Minggu (24/3) kemarin. Karim (63), petani lainnya mengatakan jika padi berumur di atas 40 hari diserang walang sangit, dampak kerusakan yang terjadi hanya sebesar 50 persen. Jika umur tanaman padi lebih dari 60 – 70 hari, kegagalan panen bisa mencapai 50 – 100 persen. Jika padi berumur di bawah 30 hari, serangan walang sangit tak terlalu berbahaya. “Artinya, menjelang panen resiko gagalnya lebih besar. Kenapa, karena makin sulit mengendalikannya, walang sangit menyerang di bawah rumpun padi,” katanya. Demi menghindari kegagalan panen karena serangan walang sangit, petani di desa ini meminta petugas penyuluh lapangan (PPL) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Kalianda untuk mengecek kondisi lahan tanaman padi di wilayah mereka. “Sudah ada yang panen, tapi ada juga yeng belum. Sejauh ini wilayah kami masih aman, tapi kami tetap perlu perlindungan dari dinas dan instansi terkait supaya tak gagal panen,” katanya. Radar Lamsel mencoba mnegonfirmasi masalah walang sangit ini kepada Kepala UPT Pelaksanaan Penyuluh Pertanian Kalianda, Purwaji, S.P, namun sayang telepon Radar Lamsel diterima oleh istrinya. “Bapak lagi di luar, nanti saya sampaikan,” ucapnya. (rnd)
Sumber: