Kepala Pasar: Tak Ada Laporan
Soal Bau Busuk di TPS Pasar Pasuruan
PENENGAHAN – Pihak pasar Pasuruan angkat bicara soal bau busuk yang timbul dari tempat pembuangan sampah (TPS) pasar setempat. Ketua Pasar Pasuruan Edi Siswandi mengamini jika TPS tersebut memang menimbulkan bau busuk yang mengganggu warga atau pun pedagang di pasar setempat. Mengenai keluhan yang datang, Edi meminta masyarakat, khususnya warga Desa Pasuruan untuk menyampaikannya secara langsung. Menurut Edi, bentuk terus terang seperti ini diperlukan agar pihaknya mendapat masukan dan kritik atas persoalan yang terjadi di lingkungan pasar Pasuruan. “Benar, memang bau. Tapi kami minta masyarakat menyampaikan secara langsung kepada kami. Terus terang, kami butuh masukkan dan kritik supaya bisa tahu apa saja keluhan dan masalah di pasar itu,” katanya saat dikonfirmasi Radar Lamsel, Senin (25/3) kemarin. Lebih lanjut, Edi mengatakan, bahwa pihaknya sudah mempersiapkan cara untuk menghilangkan bau busuk dengan menaburkan kapur di TPS. Namun, langkah itu belum sempat dilakukan karena terbentur dengan kesiapan dan waktu. “Rencananya sudah ada, kami sudah siapkan. Insyaallah besok akan dilakukan besok. Mudah-mudahan cara ini berhasil, dan tidak ada lagi warga yang komplain,” katanya. Soal pembuangan sampah di TPS pasar Pasuruan, Edi mengungkapkan bahwa ada warga dari desa lain yang ikut membuang sampah di lokasi itu. Edi mengaku pernah menangkap salah seorang warga yang kedapatan membuang sampah di TPS pasar. “Selain itu, ada hal lain yang menjadi penyebab bau busuk dari TPS itu. Yakni sampah rumah tangga, mereka juga buang berbagai macam sampah di TPS. Karenanya, sangat wajar jika TPS itu menimbulkan bau yang busuk sehingga menyebabkan orang muntah,” katanya. Diberitakan sebelumnya, bau tak sedap yang berasal dari tempat pembuangan sampah (TPS) pasar Pasuruan, Kecamatan Penengahan kembali disoroti warga desa setempat. Kali ini, sorotan warga tertuju pada polusi udara dengan bau busuk yang amat menyengat. Bahkan, anak-anak warga yang tinggal dekat di lokasi sampah itu mengalami muntah-muntah karena menghirup bau busuk. Anto (42), warga desa setempat mengatakan, sampah pasar Pasuruan memang diangkut secara rutin setiap minggu. Namun, hal itu tak lantas mengurangi bau busuk di TPS pasar itu. Bahkan, bau busuk yang ditimbulkan semakin menjadi-jadi ketika sampah diangkut oleh petugas kebersihan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim). “Seminggu 2 kali diangkutnya. Tapi pas sampah diangkut baunya luar biasa, anak-anak ada yang muntah. Permasalahannya TPS itu bukan isinya bukan sampah biasa, kotoran ikan juga dibuang dibuang ke situ,” katanya. Kepala UPT PRI Penengahan, Syaiful Anwar, S.Km mengatakan polusi udara bau busuk dari sampah yang menyebabkan anak-anak muntah merupakan hal yang berbahaya. Soal kemungkinan timbulnya penyakit dari sampah, Syaiful mengatakan tidak ada efek langsung. “Yang tidak langsung mungkin saja. Misal ada anak yang muntah, kalau terus-terusan bau dan muntah, tentunya mengganggu pencernaan dan kurang gizi karena selalu muntah,” katanya. (rnd)Sumber: