Salah Tulis Basmalah di Masjid Agung Kalianda?

Salah Tulis Basmalah di Masjid Agung Kalianda?

BMS Lamsel Kroscek Hari Ini

KALIANDA – Kaligrafi basmalah yang terpampang didalam areal Masjid Agung Kalianda belakangan menjadi sorotan. Penyebabnya, terdapat kekeliruan dalam penulisannya. Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Lampung Selatan Juanda Na’im menyebut adanya kekeliruan dalam tulisan bismillahirrahman nirrahiim tersebut. “ Lekukan antara huruf Ba dan Sin kurang, lafadz tersebut salah pada huruf Sin. Kesalahan lainnya kurangnya alif sebelum kata ar-rahman dan ar-rahim,” kata Juanda Na’im kepada Radar Lamsel, Minggu (31/3). Orang nomor satu di Kemenag Lamsel ini pun mengatakan, dalam bahasa arab apabila terdapat kekurangan atau kesalahan dalam huruf, berpotensi salah arti. “ Iya betul. Terdapat kekurangan, salah huruf atau kurang huruf bisa salah arti, maka harus segera dievaluasi kembali. Jangan sampai kekeliruan ini dibiarkan,” tarangnya. Terpisah Ketua Umum Muhammadiyah Lampung Selatan, H. Mukhlisin dikonfirmasi Radar Lamsel mengatakan, tulisan basmalah yang benar adalah yang tercantum didalam Qur’an Surat (QS) Al-Fatihah 1: Ayat 1. “ Bismillahir-rahmaanir-rohim; Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, (QS. Al-Fatihah 1 : Ayat 1) via Al-qur’an Indonesia,” tulisnya melaui WhatsApp seraya mencantumkan lafadz basmalah berikut harokatnya. Ribut-ribut masalah kekeliruan kaligrafi tersebut pertama kali dipublish dalam unggahan facebook oleh salah seorang jama’ah usai sholat di eks Masjid Kubah Intan Kalianda itu. Hingga kemarin, postingan tersebut sudah dibagikan sebanyak 39 kali serta menuai respon dari netizen yang sebagian besar menyebut terdapat kekeliruan dalam penulisan basmalah yang dipajang di masjid yang kini dinamai Masjid Agung Kalianda. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMA Kebangsaan, Agus Amriza S.Pd.I  mengatakan gaya tulisan basmalah yang dipajang itu sejatinya tidak ada dalam kaidah penulisan khot atau kaligrafi arab. Melainkan hasil kreasi sendiri. “ Sebetulnya berkreasi sendiri pun sah-sah saja, namun kalau salah begini akan menjadi fatal dan sangat disayangkan karena kelalaian pihak terkait karena tidak terdapat huruf alif pada kata ‘arrahman dan arrahiim’,” ujar Agus Amriza. Lebih jauh jebolan Universitas Darussalam (Unida) Gontor Ponorogo itu menerangkan ketika alifnya hilang maka bacaan pun akan berubah menjad ‘li rahmanin li rahimin’ apalagi huruf tersebut tidak berharokat. “Sehingga artinya pun menjadi ‘dengan nama Allah untuk maha pengasih dan maha penyayang. Maka apakah ada di dunia ini yang menyandang maha pengasih lagi maha penyayang kecuali Allah?. Maka ini harus segera diperbaiki,” ucapnya. Terpisah, Kepala Bina Mental dan Spiritual (BMS) Lampung Selatan Kholil mengatakan belum melihat dengan detail kaligrafi tersebut. Kholil menjelaskan beberapa waktu lalu pihaknya memang melakukan pengecekan terhadap fisik bangunan saja. “ Kalau itu kami belum melihat. Soalnya kemarin turun melakukan pengecekan bangunan saja. Besok (hari ini ‘red) kami akan turun meninjau apakah itu benar keliru atau tidak,” ujar Kholil. Sementara Plt. Kepala Dinas PUPR Lamsel Thamrin belum dapat dimintai tanggapan. Suksesor Hermansyah Hamidi itu belum merespon konfirmasi Radar terkait siapa yang bertanggungjawab atas segala hal yang menyangkut proyek senilai Rp 10 miliar tersebut, apakah murni tanggung jawab rekanan atau bukan. Hingga Minggu (31/3) sore kemarin, tulisan basmalah yang terpampang didekat pintu masjid dekat shaf paling depan itu masih belum berubah. (ver)

Sumber: