ICC dan PNG Lirik KPK Lamsel

ICC dan PNG Lirik KPK Lamsel

KALIANDA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan patut berbangga. Pasalnya, salah satu produk unggulan yang dimiliki Lamsel yakni Kelapa Puan Kalianda (KPK) mulai dilirik banyak orang baik dari dalam negeri maupun luar negeri.           Buktinya, Tim Internasional Coconut Community dan Delegasi Papua New Guinea (ICC-PNG) datang berkujung ke Kabupaten Gerbang Krakatau ini untuk belajar cara mengembangkan KPK, Senin (8/4) kemarin.           Kehadiran rombongan Tim ICC dan PNG yang dipimpin oleh Direktur ICC Uron Saling didampingi Ketua Delegasi PNG Kris Magaya itu disambut oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekobang) Setkab Lamsel Syahlani, mewakili Plt. Bupati Lamsel Nanang Ermanto di Aula Krakatau, Kantor Bupati Lamsel.            Turut hadir dalam acara penyambutan tersebut, Kepala DPTPHP Zailani Bura, Kepala Disparbud Yuda Sukmarina, Kepala Disperindang Qorinilwan Niti Jaman, dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Noviar Akmal.           Dalam sembutannya, Direktur ICC Uron Saling menyampaikan, tujuan dari kunjungan Tim ICC dan Delegasi Pemerintah Papua Nugini ke Lamsel adalah dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kapasitas para pegawai pemerintah di negara anggota ICC dalam hal mengolah produk-produk turunan kelapa, khususnya yang ada di Kabupaten Lampung Selatan.           \"Kedatangan kami ini  juga sekaligus untuk memberikan dukungan, mempromosikan, mengoordinasikan dan menyelaraskan semua kegiatan industri kelapa yang menopang kehidupan para petani kecil, serta masyarakat yang terlibat dalam produksi, pengolahan dan pemasaran produk kelapa,\" ujarnya.           Sementara itu, Staf Ahli Bidang Ekobang Syahlani menjelasakan, kabupaten Lampung Selatan memiliki wilayah yang terbentang luas di 17 kecamatan dengan 256 desa dan4 kelurahan, dengan jumlah penduduk sebanyak 1.261.393 jiwa.           Diungkapkannya, komoditas perkebunan yang selama ini bisa dikembangkan di wilayah Lamsel, berupa kelapa dalam, kelapa sawit, kakao, karet, cengkeh, tembakau dan kelapa puan (kopyor) yang merupakan komoditas populer dikabupaten gerbang krakatau ini.           \"Kabupaten Lampung Selatan juga merupakan penghasil kelapa terbesar di Provinsi Lampung dengan produksi sebanyak 126.618 ton per tahun,\" ungkap Syahlani.           Dia menuturkan, sejak beberapa tahun terakhir, pemkab Lamsel tidak pernah ketinggalan untuk menyelenggarakan peringatan Hari Perkelapaan Dunia atau yang dikenal dengan World Coconut Day. Menurutnya, itu dilakukan sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah bersama dengan masyarakat baik pelaku utama atau petani, pengrajin, serta lapisan masyarakat lainnya untuk membangun kembali komoditas kejayaan Lampung Selatan yaitu kelapa sebagai pohon kehidupan (the tree of life, red).           \"Untuk diketahui bahwa sebagian masyarakat Lampung Selatan sampai saat ini masih mengandalkan tanaman kelapa sebagai komoditas andalan untuk sumber pendapatan baik dalam bentuk segar maupun olahan dan turunannya. Di kabupaten ini terdapat kebun kelapa yang luasnya mencapai 23.133 hektar, dengan potensi produksi kopra mencapai 126.618 ton pertahun,\" terangnya.           Selain pekebun yang menghasilkan komoditas kelapa segar, lanjut Syahlani, dikabupaten ini juga terdapat sejumlah pelaku utama yang memperoleh pendapatan sebagai pengrajin gula kelapa, makanan nata de coco, pengrajin batok kelapa dan juga penangkar benih kelapa.           \"Pengolahan turunan kelapa di Lampung Selatan dilakukan oleh perorangan, kelompok maupun perusahaan. Diantaranya di Kecamatan Kalianda, Palas, Candipuro, Sidomulyo, dan Natar. Dan hampir disemua kecamatan memiliki industri pengolahan turunan kelapa,\" pungkasnya. (iwn)

Sumber: