Curah Hujan Meningkat Pengaruhi Harga Gabah

Curah Hujan Meningkat Pengaruhi Harga Gabah

PALAS – Mamasuki masa penen, sejumlah petani padi di wilayah Kecamatan Palas mengeluhkan harga jual gabah ditingkat petani yang mulai merosot.           Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, merosotnya harga gabah tersebut terjadi sejak empat hari lalu. Dari harga Rp 4.000 per kilogram, turun menjadi 3.600 per kilogramnya.           Merosotnya harga jual gabah tersebut disebabkan meningkatnya curah hujan yang terjadi selama empat hari terakhir yang memberikan pengaruh turunnya kualitas gabah.           Marni (50), salah satu petani Desa Tanjungsari mengatakan, harga gabah ditingkat petani mulai menurun sejak empat hari lalu. Padahal, sebagian tanaman padi diwilayah setempat baru memasuki masa  panen. “Harga jual gabah saat ini mulai merosot, Mas. Padahal saat ini baru menjelang masa panen,” kata Marni kepada Radar Lamsel, Selasa (23/4).                  Marni menerangkan, saat ini harga gabah bulat atau varietas muncul berkisar Rp 3.600 – 3.700 perkilogramnya. Sedangkan harga gabah dengan varietas ciherang atau gabah panjang Rp 3.900 – 4.000 per kilogram.           “Sebelumnya harga gabah muncul Rp 4.000 per kilogramnya sedangkan gabah ciherang Rp 4.200. Saya tidak tahu, kenapa harga bisa merosot padah saat ini dipalas belum masuk waktu penen besar,” papar Marni.           Sementara itu, Suaji (48) salah satu pengepul gabah wilayah Kecamatan Palas mengatakan, merosot harga gabah ditingkat petani disebabkan karena penurunan kualitas gabah akibat meningkatnya curah hujan selama empat hari terahir.           “Curah hujang yang meningkat menyebabkan penurunan kulaitas gabah. Banyak gabah yang kami terima dari petani dalam kondisi lembab dan basah sehingga sulit dikeringkan,” ungkapnya.           Suaji menerangkan, di wilayah Palas  untuk lahan kering sebagian besar telah memasuki masa panen. Sementara untuk lahan persawahan baru memasuki tahap awal masa panen.           “Kalau lahan kering masa panen hampir selesai. Sementara untuk lahan persawahan baru satu-dua yang panen. Itupun untuk bagian wilayah barat saja, yang melakukan tanam lebih awal,” terang Suaji. (vid)   

Sumber: