Fokus Petugas Pemetaan Sensus Terpecah

Fokus Petugas Pemetaan Sensus Terpecah

BPS Lamsel: Petugas Harus Bisa Atur Waktu

KALIANDA – Petugas Pemetaan Sensus Penduduk (SP) 2020 terpecah. Penyebabnya sebagian petugas yang direkrut oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Lamsel untuk menjalankan misi pemetaan SP 2020 berasal dari kalangan aparatur desa yang merangkap sebagai Pantia Pemungutan Suara (PPS). Pemtaan SP 2020 yang digadang-gadang menggunakan Global Position System (GPS) sudah memasuki tahapan kerja dimulai sejak 22 April hingga 22 Mei mendatang. Kepala BPS Lamsel Tri Kuntjoro mengatakan saat ini tahapan pleno ditingkat kecamatan masih berlangsung. Ia berharap para petugas pemetaan yang masih berkutat pada pleno tersebut dapat mengatur dan membagi waktu sesuai dengan tugas dan kewajiban. “ Petugas kita banyak dari aparat desa, lagi rapat pleno di kecamatan. Mereka harus bisa mengatur waktu sehingga semua bisa terlaksana dengan lancar,” kata Tri Kuntjoro kepada Radar Lamsel, Selasa (23/4). Orang nomor satu di BPS Lamsel ini mengatakan pemetaan yang berlangsung selama 30 hari ituakan melengkapi peta dasar dengan informasi satuan lingkungan setempat (SLS) atau RT sepertibatas-batas RT, muatan RT baik muatan KK maupun muatan infrastruktur, serta kriteria muatan yang dominan sebagai landasan SP 2020. Para petugas BPS kata Tri bahkan tak mengenal hari libur guna mensukseskan tugas negara untuk memantapkan pelaksanaan pemetaan Sp 2020. “ Teman-teman disaat libur panjang kemarin tak kenal libur. Jum’at, Sabtu, Minggu pun menunaikan kewajiban. Salah satunya breifing petugas,” paparnya. Teknis di lapangan sambungnya, petugas BPS akan menemui SLS atau RT setempat untuk menanyakan jumlah KK, menghitung bangunan  sensu serta melakukan geo tagging landmark terhadap infrastruktur yang ada didalam SLS. “ Seperti pertokoan, rumah makan, sarana kesehatan, sarana ibadah. Setelah itu hasil geo tagging diunggah ke server. Karena  kedepan pengumpulan data oleh BPS mengarah pada penggunaan Computer Asisted Personal Interview (CAPI) dan Computer Aided Web Interviewing (CAWI) juga pemanfaatan big data,” ungkapnya. Karenanya Kepala BPS Lamsel ini menegaskan bahwa penyusunan kerangka induk berbasis geo spasial memegang peranan penting guna mendukung berbagai sistem. Dapat dikatakan, bila sistem dan aplikasi sudah terintegrasi maka BPS bisa menghasilkan informasi berbasis referensi geografis. (ver)

Sumber: