Minim Koordinasi, DPTPHP Tak Tahu Ratusan Hektar Tanaman Padi Kebanjiran
KALIANDA - Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DPTPHP) Kabupaten Lampung Selatan belum bisa mengambil langkah soal banjir yang melanda 290 hektar lahan pertanian warga di wilayah Kecamatan Palas. Pasalnya, hingga saat ini OPD yang menangani urusan pertanian itu belum mengetahui jika ada lahan padi yang digenangi luapan air. Hal ini menandakan lemahnya koordinasi jajaran pertanian antara UPT Kecamatan dengan DPTPHP Kabupaten Lamsel. Sehingga, membuat lamban nya penangan dan seolah pemerintah acuh akan nasib petani yang tengah mengalami musibah. Padahal, luas tanaman padi yang terdampak banjir tersebut tersebar di tiga desa yakni Desa Bandanhurip 150 hektar, Desa Pulautengah 100 hektar, dan Desa Bangunan 40 hektar tanaman padi. Kepala DPTPHP Lamsel, Zailani Bura mengaku, belum mengetahui persoalan banjir yang melanda lahan pertanian di Kecamatan Palas. Sebab, UPT Kecamatan setempat belum memberikan laporan secara terperinci mengenai musibah tersebut. \"Kita belum dapat laporan dari KUPT. Nanti segera kita cek kondisinya,\" ungkap Zailani kepada Radar Lamsel saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (23/4) kemarin. Dia menjelaskan, banjir yang melanda wilayah pertanian memang sering terjadi di Lamsel akibat tingginya intensitas hujan. Sehingga, membuat aliran air sungai Way Pisang meluap ke lahan pertanian warga. \"Biasanya setelah beberapa jam hujan reda air langsung surut. Mudah-mudahan hujan tidak terus-terusan melanda. Dengan begitu, tidak sampai menyebabkan padi terendam lama dan fuso,\" pungkasnya. Sebelumnya diberitakan, setelah sempat mereda selama beberapa pekan, bencana banjir kembali merendam ratusan tanaman padi di Kecamatan Palas. Pantauan Radar Lamsel, meningkatnya curah hujan selama dua hari belakangan menyebabkan rutusan hektar tanaman padi yang tersebar di Desa Bagunan, Bandanhurip, dan Desa Pulau Tengah kembali dihantam banjir. Roni (46), salah satu petani Dusun Muarabadas, Desa Bangunan mengatakan, curah hujan yang meningkat selam dua hari terakhir menyebabkan debit Sungai Way Pisang meningkat. Akibatnya, air meluap masuk kelahan persawahan warga. “Banjir terjadi sejak Sabtu (21/4) kemarin, hujan deras yang terjadi menyebabkan Sungai Way Pisang Kembali meluap,” kata Roni, Senin (22/4). (idh)
Sumber: