Warga Pertanyakan Bantuan Semen
RAJABASA - Warga Desa Way Muli Induk, Kecamatan Rajabasa mempertanyakan bantuan semen dari pihak Swiss-Belthotel yang diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan beberapa waktu lalu. Menurut warga, bantuan semen sebanyak 245 sak untuk korban tsunami tersebut tak jelas peruntukannya. Sebab, hingga kini tak ada satu pun warga Desa way Muli Induk yang menerima bantuan semen tersebut. Padahal, bantuan semen ratusan sak itu sudah diserahkan kepada Pemkab Lamsel tak lama setelah tsunami terjadi di wilayah pesisir Kecamatan Rajabasa. Pihak Swiss-Belhotel menyerahkan bantuan semen tepatnya pada 3 Januari 2019. \"Tapi sampai sekarang enggak ada tuh, enggak ada juga yang tahu. Saya mau tau saja, semennya ke Way Muli bagian mana,\" kata Endi (29) kepada Radar Lamsel, Rabu (1/5) kemarin. Sementara itu, Pemerintah Desa Way Muli Induk menyatakan hanya mendapat informasi bantuan semen dari pemberitaan salah satu media massa. Sampai sekarang pun, pemerintah desa tak pernah mendapat bantuan semen tersebut. \"Saya lihat di berita, ada bantuan yang diserahkan oleh pihak Swiss-Belhotel kepada Pemkab untuk korban tsunami. Tapi bantuannya tidak pernah kemari,\" kata Kaur Umum Desa Way Muli Induk, Rendi, saat dikonfirmasi Radar Lamsel. Untuk mengetahui penyaluran bantuan semen tersebut, Radar Lamsel mengkonfirmasinya kepada Dul Kahar, A.P.,M.Si selaku Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lampung Selatan. Dul Kahar mengamini jika ada bantuan semen ratusan sak dari pihak Swiss-Belhotel, yang diserahkan pada masa darurat tsunami. Dul Kahar juga membenarkan jika bantuan semen itu bermaksud membantuan korban tsunami. Tetapi tak dilakukan secara individu, melainkan untuk kepentingan masyarakat umum. Jika diserahkan dengan membagi-bagi, Dul Kahar memastikan bantuan semen sebanyak 245 sak itu tak akan mencukupi. \"Untuk fasum (fasilitas umum). Kalau diberikan satu-satu ya enggak kebagian, semennya cuma 245, sedangkan masyarakat yang jadi korban kan banyak,\" katanya. Mantan Camat Bakauheni ini menegaskan bantuan semen dari Swiss-Belhotel hanya untuk perbaikan atau kepentingan fasilitas umum. Misalnya untuk perbaikan tempat ibadah, jalan, dan semacamnya. Bahkan, Dul Kahar mengaku pernah menolak permintaan semen untuk warga di hunian sementara (Huntara). \"Tapi kami menolak, karena huntara itu ada anggarannya. Kalau mau ajukan saja (permintaannya), nanti kami berikan (semen). Kita prioritaskan di fasum untuk kepentingan banyak orang. Sisanya masih ada, kalau tidak salah 100 sak lebih,\" katanya. (rnd)
Sumber: