Berbuka Puasa Tak Lengkap Tanpa Kolang-Kaling

Berbuka Puasa Tak Lengkap Tanpa Kolang-Kaling

KALIANDA - Siapa yang tidak tahu kolang-kaling?. Makanan yang diolah dari pohon aren ini menjadi pelengkap setiap bulan ramadhan. Karena berasa kenyal dan banyak mengandung air, banyak orang yang menyukai makanan yang kerap diolah menjadi menu berbuka ini.           Maka tak heran, jika jualan kolang-kaling dipasar setiap bulan ramadahan menjadi laku keras,  karena kolang-kaling merupakan menu favorit buka puasa.            Seorang pedagang kolang-kaling di Pasar Inpres Kalianda, Ayu (30) mengatakan, jika pada hari biasa ia hanya mampu menjual 50 kilogram kolang-kaling untuk melayani pedagang es setiap harinya, namun memasuki bulan ramadhan sekarang ini, ia mampu menjual kolang-kaliang hingga 100 kilogram.            \"Sudah menjadi tradisi dipasar bang, kalau bulan puasa kolang-kaling menjadi dagangan paling laris. Saya saja baru sehari berdagang sudah menjual 100 kilogram, kalau hari biasa paling hanya 50 kilogram itupun kadang tidak sampai habis,\" ujar Ayu yang ditemui Radar Lamsel, di Pasar Inpres Kalianda, Senin (6/5) kemarin.            Meski permintaan pembeli meningkat, lanjut Ayu, harga kolang-kaling tidak sampai mengalami kenaikan terlalu tinggi. \"Tahun lalu kalau tidak salah harganya Rp12.000 perkilogram, sekarang Rp13.000 perkilo nya,  ya hanya naik seribu rupiah,\" terangnya.            Hal serupa juga berlaku pada cincau hitam. Permintaan konsumen terhadap bahan campuran minuman berbentuk jeli ini meningkat. \"Sehari bisa jual 30 wadah cincau. Padahal di hari biasa belum tentu habis menjual satu wadah saja,\" ungkap Sri, pedagang sayuran yang kini beralih menjual cincau hitam dan kolang-kaling di pasar Inpres Kalianda.            Seorang pembeli, Rohana (52) mengaku, membeli kolang-kaling untuk disantap saat berbuka puasa bersama keluarga. \"Selain rasanya yang khas dan segar untuk dibuat minuman, kolang-kaling juga enak dibikin manisan,\" pungkasnya. (iwn)

Sumber: