Makanan Mengandung Formalin dan Rhodamin Masih Bebas di Pasaran

Makanan Mengandung Formalin dan Rhodamin Masih Bebas di Pasaran

KALIANDA – Sejumlah bahan makanan yang diperjual-belikan di pasar tradisional wilayah Kabupaten Lampung Selatan masih mengandung zat berbahaya. Hal ini diketahui setelah dilakukan uji laboratorium pada saat melakukan monitoring pasan, beberapa waktu lalu.           Dari sejumlah barang dagangan yang diambil dari Pasar Bakauheni dan Pasar Sidomulyo, empat jenis makanan dipastikan positif mengandung formalin dan rhodamin B. Diantaranya adalah teri medan, ikan asin peda, ikan asin layang dan pacar cina.           Kepala Bidang Mutu dan Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Lampung Selatan, Hilmiyati mendampingi Kepala DKP Ir. Yansen Mulya menegaskan, pihaknya telah mengambil tujuh sampel jenis makanan dari dua pasar tradisional saat monitoring pasar bersama tim Pemkab Lamsel.           Ke tujuh jenis makanan yang menjadi sampel itu rata-rata merupakan bahan makanan yang diminati masyarakat. Serta, sering terindikasi oleh campuran zat kimia seperti yang ditemukan sebelumnya.           “Rata-rata memang jenis makanan ikan asin yang terindikasi zat berbahaya. Ternyata setelah kami ambil sampel dan di uji laboratorium POLINELA hasilnya positif mengandung formalin. Sementara untuk makanan pacar cina mengandung rhodamin B,” ungkap Hilmiyati dikantornya, Selasa (28/5) kemarin.           Pihaknya menghimbau masyarakat untuk pintar dalam memilih makanan untuk dikonsumsi. Sebab, pemerintah tidak mampu berbuat banyak untuk mengambil tindakan tegas.           “Dari informasi yang kami peroleh, ikan asin yang mereka perjual-belikan dari wilayah Bandarlampung. Kalau untuk ikan asin yang diproduksi oleh UMKM wilayah kita aman dari zat berbahaya. Harapan kami, masyarakat yang harus cerdas dalam memilih makanan yang akan mereka sajikan untuk keluarga nya di rumah,” tegasnya.           Lebih jauh Hilmiyati mengatakan, zat berbahaya yang terkandung dalam jenis makanan tersebut memang sangat sedikit. Namun, tetap saja akan menimbulkan dampak buruk bagi siapa saja yang mengkonsumsinya.           “Jika dikonsumsi secara terus menerus dampaknya akan berbahaya. Memang jika di prosentase kandungannya hanya sedikit yang terdapat pada makanan itu. Mudah-mudahan informasi ini bisa benar-benar di cermati masyarakat khususnya para ibu rumah tangga,” pungkasnya. (idh)

Sumber: