30 Tahun Menghilang, Pemdes Kerinjing Hidupkan Pencak Silat Sandang Tunggal
RAJABASA – Budaya memang tak bisa dilepaskan, apalagi dilupakan. Bagaimana pun jenisnya, apapun caranya, warisan budaya harus tetap dilestarikan hingga ke anak cucu. Hal ini coba dilakukan Pemerintah Desa Kerinjing, Kecamatan Rajabasa yang kembali menghadirkan Kendang Pencak Sandang Tunggal, Rabu (13/6) malam lalu. Acara perdana Kendang Pencak Silat Sandang Tunggal ini dimainkan melalui paguyuban yang melibatkan enam desa di Kecamatan Rajabasa, yaitu Desa Cugung, Waymuli, Hargopancoran, dan Desa Kerinjing. Kemudian, desa dua lainnya adalah Desa Tanjung Heran, Kecamatan Penengahan serta Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni. Budaya musik tradisional ini dimainkan oleh pemain gendang yang mengiringi pesilat ketika mengeluarkan jurusnya. Sekretaris Desa Kerinjing, M. Sabit mengatakan, ingin generasi mendatang tahu mengenai seni budaya. “Kalau kita tidak melestarikannya, maka akan hilang dan lenyap oleh zaman. Lalu bagaimana dengan generasi selanjutnya,” katanya kepada Radar Lamsel, Kamis (13/6) kemarin. Sabit melanjutkan, Kendang Pencak Silat Sandang Tunggal terakhir kali muncul pada 1986 silam. Selama puluhan tahun tidak pernah ada seni budaya pencak silat yang dikeluarkan lagi. Menurut Sabit, hal itu dipicu oleh peralatan yang sudah hilang. Pada tahun ini, Pemerintah Desa Kerinjing sepakat untuk menganggarkan kegiatan seni budaya dari APBDes 2019. “Nah, dari situ kami menerima banyak usulan dari masyarakat, dan pemuda untuk menghidupkan kembali kesenian ini. Dari usulan itu, kami koordinasi dengan BPD agar memasukkan anggaran di APBDes untuk kesenian budaya, berikut dengan perangkat kendang dan sound system-nya,” katanya. Koordinator Paguyuban Pencak Silat Sancang Tunggal Desa Kerinjing, Mastani, mengapresiasi langkah Aparatur Desa Kerinjing yang telah menggelontorkan anggaran untuk pelestarian kesenian budaya. Menurut dia, Pemerintah Desa Kerinjing telah memperhatikan pelesatrian budaya yang telah lama menghilang. “Budaya ini untuk kami dan para pemuda di desa ini, karena merekalah yang nantinya meneruskannya,” katanya. (rnd)
Sumber: