Jembatan Putus, Subkon Proyek Rp 95M Disorot

Jembatan Putus, Subkon Proyek Rp 95M Disorot

CANDIPURO – Jembatan gantung di Desa Banyumas Kecamatan Candipuro, dibangun diatas tanggul senilai Rp 95 miliar ambruk. Kontruksi bangunan diduga menjadi sebab musabab kerusakan tersebut. Jembatan gantung itu diketahui sepaket dengan proyek pembangunan tanggul sepanjang 14 kilometer mengitari Sungai Way Katibung hingga Way Pisang. Proyek nasional yang mulai dikerjakan pada masa kepemimpinan Zainudin Hasan itu menelan uang rakyat sekitar Rp 95 M lebih. Sayangnya proyek yang masih dalam masa perawatan hingga Desember 2019 ini tampak kurang kokoh dari segi pengerjaannya. Penuturan petani disekitar tanggul, terdapat tiga jembatan yang dibangun bersamaan dengan tanggul. Rinciannya dua jembatan gantung dan satu jembatan berkontruksi baja. “ Yang rusak jembatan gantung, rusaknya belum lama (kemarin ‘red) jembatan ini fungsinya menyebrangkan penduduk dua kecamatan Candipuro – Way Sulan,” kata Munawarman (40) warga Desa Banyumas kepada Radar Lamsel, Senin (24/6). Bila dilihat dari kontruksinya lanjut Munawarman, jembatan gantung itu tak jauh berbeda dengan jembatan-jembatan gantung kebanyakan. Ditopang tali baja beralaskan papan dan dinding jembatan dipasang besi baja dengan jarak yang cukup jarang. “ Secara kasat mata memang tidak kokoh, karena mungkin pondasi awal pengikatnya kurang diperhatikan hingga menyebabkan jembatan ambruk. Beruntung saat tali jembatan putus tidak ada warga yang melintas, bahaya sekali kan, kalau sampai ada orang yang melintas,” sergahnya. Teknis pengerjaannya, diberikan kepada masing-masing subkontraktor yang telah ditunjuk menukangi sepanjang wilayah Way Sulan – Candipuro. Diwilayah itu muncul dua nama perusahaan yang menjadi subkontraktornya yakni PT. Minarta dan PT. Bawakaraeng. Terpisah, Dedi salah seorang penagwas proyek dari PT. Minarta mengaku belum tahu bila ada jembatan yang terputus. Ia membenarkan bahwa disana terdapat tiga unit jembatan, dua diantaranya merupakan jembatan gantung. “ Kami belum terima laporan kalau ada jembatan yang ambruk. Akan kami cek dalam waktu dekat, karena itu masih menjadi tanggungjawab subkon yang mengerjakannya,” ucap Dedi dihubungi Radar. Dedi memastikan publik tak perlu cemas dengan tanggungjawab perbaikan. Oleh sebab masa perawatan proyek tersebut baru akan berakhir pada Desember tahun ini. “ Kami pastikan akan dibenahi, bila perlu harus lebih baik dari sebelumnya. Karena memang masih tanggungjawab kami (subkon ‘red) yang mengerjakan proyek diwilayah itu,” terangnya. Disinggung kapan dua subkontraktor proyek bakal membenahinya? Dedi belum dapat memastikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan Radar. Ia hanya menyebut akan segera membereskan persoalan yang terjadi dilapangan. “ Kita pasti akan bereskan. Soal kepastiannya tunggu informasi dari pimpinan karena kami akan berkoordinasi lebih dulu perihal langkah apa yang akan diambil untuk menyikapi ini,” tandasnya. (ver)

Sumber: