Jadi Pilot Project Riset Budidaya Perikanan Berbasis Ekosistem
KALIANDA – Enam peneliti dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI) melakukan riset Pengembangan Indikator Keberhasilan Pembangunan Perikanan Berkelanjutan Berbasis Pendekatan Ekosistem di wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Empat kecamatan jadi sampel para tenaga ahli itu dalam melakukan penelitian perikanan budidaya selama 6 hari terhitung sejak Selasa - Senin (18-24/6), kemarin. Empat kecamatan tersebut adalah wilayah Kecamatan Ketapang, Sragi, Bakauheni dan Kalianda. Sebab, pada empat wilayah tersebut dianggap cukup lengkap dan telah mewakili 17 kecamatan di Kabupaten Khagom Mufakat ini. Tak hanya itu, Lamsel merupakan satu-satunya kabupaten di Provinsi Lampung yang menjadi project penelitian. Dari informasi yang dihimpun, para peneliti yang rata-rata lulusan S3 Perikanan ini hanha melakukan riset di 5 kabupaten/kota se-Indonesia. Kepala Dinas Perikanan Lamsel Dr. Meizar Malanesia mengaku cukup senang dan bangga bisa menjadi pilot project dalam riset tersebut. Sebab, wilayah yang didatangi oleh para tenaga ahli bergelar doktor ini hanya daerah terpilih yang telah memenuhi standar berbagai indikator. “Dari hasil riset ini langsung kita diskusikan dalam Forum Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan beberapa OPD terkait. Nantinya, akan kami jadikan acuan dalam pengembangan budidaya perikanan berbasis ekosistem,” ujar Meizar diruang kerjanya, kemarin. Dia menjelaskan, adapun tujuan utama riset tersebut tidak lain untuk merumuskan pembangunan perikanan yang tepat untuk dikembangkan diwilayah Lamsel. Sehingga, kedepannya akan diimplementasikan dengan diperkuat melalui aturan yang berkekuatan hukum. “Jadi, apapun hasil rekomendasi dari para peneliti ini akan kami laksanakan. Karena, kami yakin dengan kemampuan para tenaga ahli yang memang sesuai pada bidangnya. Sehingga, jika kita jalankan hasil penelitian dengan benar kemungkinan gagal nya sangat kecil sekali,” terangnya. Lebih lanjut dia mengatakan, berbagai persoalan dalam melakukan rencana pengelolaan perikanan berbasis ekosistem dikarenakan minim nya koordinasi dan singkronisasi dari tingkat daerah ke pusat. Sehingga, menimbulkan kegagalan akibat perencanaan yang kurang matang. “Tentunya dengan kegiatan riset telah dilaksanakan Kementerian Kelautan Perikanan jarak koordinasi jadi lebih dekat. Harapan kami, berbagai program kegiatan dari pusat juga bisa diselaraskan dan diprioritaskan bagi daerah yang menjadi project penelitian,” pungkasnya. (idh)
Sumber: