Subkon Bergegas Benahi Proyek Rp 95 M

Subkon Bergegas Benahi Proyek Rp 95 M

CANDIPURO – Perbaikan jembatan gantung yang terputus serta beberapa titik tanggul yang amblas di sepanjang Sungai Way Katibung, dipastikan bakal menelan waktu pemulihan selama 4 bulan lamanya. Estimasi waktu tersebut dapat dipangkas menjadi dua bulan. Bila mana jumlah armada alat berat ditambah, sebab saat ini PT. Minarta sebagai subkontarktor baru menerjunkan dua alat berat untuk mengurus kerusakan. Pengawas proyek PT. Minarta Dedi tak bergeming ketika proyek hasil pekerjaan mereka jadi sorotan publik. Satu dari dua subkon yang menggarap proyek senilai miliaran rupiah itu langsung mengadakan rapat internal dengan Dinas PU provinsi Lampung. Hasilnya, subkon dikabarkan langsung menerjunkan personelnya serta dua alat berat untuk proses perbaikan. Sedangkan untuk alat berat tambahan, subkon masih menunggu dari PU. “ Kami sudah rapat di Bandar Lampung, keputusannya ya langsung kami sikapi dengan menerjunkan personel dan alat berat. Prediksi kami bila diukur dari kadar kerusakannya, perbaikan bisa menelan waktu selama 4 bulan,” kata Dedi kepada Radar Lamsel, Kamis (27/6). Bicara kadar kerusakan, Dedi tak menampik bahwa dua alat berat yang diterjunkan subkon belum ideal untuk percepatan perbaikan. Karenanya, subkon, kata dia, masih menunggu arahan PU perihal bantuan alat berat. “ Kalau hanya dua alat saja, kami prediksi perbaikan bisa mencapai 4 bulan, tetapi kalau alat beratnya ditambah. Paling tidak kami butuhkan 6 alat berat sekaligus untuk bisa menghemat waktu perbaikan menjadi dua bulan ,” paparnya. Disinggung perihal penerjunan personel ke wilayah tanggul? Dedi menegaskan sudah melihat langsung kondisi kerusakan jembatan gantung maupun beberapa titik tanggul yang amblas. “ Kami sudah dilokasi sejak dua hari kemarin, personel juga sudah turun. Tinggal kerja saja, karena 2 alat berat baru sampai hari ini (kemarin ‘red). Masyarakat tak perlu khawatir karena masa perbaikan proyek itu baru akan habis hingga Desember 2019 mendatang,” ungkapnya. Jembatan gantung di Desa Banyumas Kecamatan Candipuro, dibangun diatas tanggul senilai Rp 95 miliar itu diketahui ambruk. Kontruksi bangunan diduga menjadi sebab musabab kerusakan tersebut. Jembatan gantung itu diketahui sepaket dengan proyek pembangunan tanggul sepanjang 14 kilometer mengitari Sungai Way Katibung hingga Way Pisang. Proyek nasional yang mulai dikerjakan pada masa kepemimpinan Zainudin Hasan itu menelan uang rakyat sekitar Rp 95 M lebih. Bila dilihat dari kontruksinya warga menilai, jembatan gantung itu tak jauh berbeda dengan jembatan-jembatan gantung kebanyakan. Ditopang tali baja beralaskan papan dan dinding jembatan dipasang besi baja dengan jarak yang cukup jarang. “ Secara kasat mata memang tidak kokoh, karena mungkin pondasi awal pengikatnya kurang diperhatikan hingga menyebabkan jembatan ambruk. Beruntung saat tali jembatan putus tidak ada warga yang melintas, bahaya sekali kan, kalau sampai ada orang yang melintas,” sergah Munawarman (40) petani asal Desa Banyumas, Kecamatan Candipuro. (ver)

Sumber: