Ancaman Kekeringan, Petani Tunda Tanam

Ancaman Kekeringan, Petani Tunda Tanam

KETAPANG - Musim kemarau mulai tiba. Penanaman padi untuk musim tanam yang dimulai pada periode Juni-Juli menghadapi masalah. Pasokan air mulai menipis akibat musim kemarau,  sehingga petani sawah tadah hujan di Kecamatan Ketapang dan Sragi menunda tanam padi.   Di sepanjang pesisir timur Kecamatan Sragi dan Ketapang, ratusan hektar sawah tadah hujan dibiarkan menganggur walau bibit telah disebar dan lahan sudah digarap.  \"Kami belum berani tanam, karena lahan masih kering walau bibit sudah siap,\" kata Sarto (48), seorang petani yang mempunyai sawah di Jalintim Kecamatan Ketapang,  Rabu (10/7). Tidak hanya dirinya yang menunda tanam padi. Menurutnya, masih banyak lagi bibit padi yang sudah menguning namun belum ditanam. \"Kalau nekat tanam kerugian makin besar. Jadi nunggu saja hujan turun.  Kalau tidak turun juga ya pasrah. Tidak tanam, \" ujarnya.  Berbeda dengan petani yang sudah tanam lebih dahulu.  Rudi (40) petani lainnya di Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang mengatakan, luas hamparan tanaman padi miliknya yang ditanam bulan lalu berpotensi puso,  akibat kekurangan air. \"Beberapa hari lalu,  saya sudah mengeluarkan biaya tambahan untuk menyedot air dari aliran sungai untuk mengairi sawah,\" ujarnya.  Meski sudah berupaya mengairi tanaman padi yang mulai kekeringan pada usia 20 hari, Ia tak yakin bisa menyelamatkan tanamannya dari ancaman kekeringan karena aliran air di sungai juga mulai menipis. \"Ada tujuh desa disepanjang jalan lintas timur (Jalintim) yang rawan kekeringan saat kemarau seperti saat ini,\" pungkasnya.  Sebelum ancaman kekeringan,  ungkap Sahuri (42) petani lainnya di perbatasan Kecamatan Ketapang dan Sragi, panen bulan lalu sudah disibukkan dengan serangan hama wereng dan patah leher.  \"Musim lalu petani sudah mengeluarkan biaya tambahan untuk menyelamatkan tanaman supaya tetap bisa panen walau hasilnya kurang memuaskan,  sekarang tertunda tanam akibat ancaman kekeringan, \" ucapnya. (man)

Sumber: