Ushuluddin Terapkan Metode Pembelajaran Abad 21

Ushuluddin Terapkan Metode Pembelajaran Abad 21

PENENGAHAN – Pondok pesantren terpadu Ushuluddin, terus berupaya mencetak santri-santri nomor satu di Kabupaten Lampung Selatan. Untuk merealisasikan hal tersebut, tentu banyak hal yang harus dibenahi. Salah satunya meningkatkan kualitas dan kuantitas dewan guru. Hal inilah yang sedang dilakukan oleh pondok pesantren yang terletak di Desa Belambangan, Kecamatan Penengahan tersebut. Dalam rangka meningkatkan kualitas para pengajarnya, pondok pesantren Ushuluddin mengadakan pembinaan dan pembekalan dewan guru yang dilaksanakan selama 3 hari. Sebanyak 67 guru ikut andil. Puluhan dewan guru dibina dengan mempelajari 25 karakter guru berkualitas, dan dibekali dengan pembelajaran di abad 21 ini. Pimpinan pondok pesantren Ushuluddin, Dr. K.H. A. Rafiq Udin, S.Ag.,M.Si mengatakan bahwa penyampaikan 25 karakter guru berkualitas dan sistem pembelajaran abad 21 harus direalisasikan dan diistiqomahkan di pesantren Ushuluddin. Rafiq mencontohkan beberapa hal yang wajib diterpakan dalam 25 karakter tersebut, diantaranya zuhud, adil, sabar, berahlak, dan amanah. “Dewan guru juga diminta fleksibel, menguasai materi pembelajaran, dan bekerja sama. Itu beberapa contoh yang harus diamalkan dalam 25 karakter,” kata Rafiq kepada Radar Lamsel, Kamis (11/7) kemarin. Dalam metode pembekalan, 67 guru tersebut juga diminta menggunakan sistem belajar yang kreatif, inovatif, komunikatif, dan kolaboratif. Jika semua itu diterapkan, Rafiq meyakini dewan gurunya akan memiliki kualitas dan tingkat profesionalisme yang tinggi. Serta melahirkan santri yang terdidik dan berkualitas pula. “Tujuan dari semua itu agar santri mudah menerima materi. Kita coba memberikan pemahaman dengan sabar, kemudian kita juga mencoba menerapkan cara-cara yang fleksibel dalam memberikan materi kepada santri yang belum memahami. Insyaallah semua santri akan memiliki kualitas,” katanya. Menurut rencana, pondok pesantren Ushuluddin bakal menerapkan hasil pembinaan dan pembekalan tersebut pada tahun ini. Sistem pembelajaran yang kreatif, inovatif, komunikatif, dan kolaboratif juga dijadikan sebagai sistem pembelajaran yang baru. Pimpinan pondok pesantren Ushuluddin meyakini dewan guru dan santri akan lebih berani menerima kritik, dan saran demi pengembangan dan peningkatan kualitas diri. (rnd)

Sumber: