Nuansa Adat Mentereng di HUT ke-46 Desa Bulog

Nuansa Adat Mentereng di HUT ke-46 Desa Bulog

KALIANDA - Rabu (17/7) kemarin, Desa Bulok merayakan hari ulang tahunnya yang ke-46. Perayaan hari istimewa desa itu pun dilakukan dengan cara sederhana, namun istimewa. Secara keseluruhan, acara ulang tahun yang digelar di lapangan Desa Bulok itu sangat kental dengan adat Lampung. Ada penampilan tari tradisional, tuping. Pemerintah desa setempat juga mengundang Pangeran Tihang Marga, Camat Kalianda, Erdiyansyah, S.H.,M.M, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan beberapa kepala desa di Kecamatan Kalianda. Masyarakat juga antusias mengikuti rangkaian acara yang digagas Pemerintah Desa Bulok dalam merayakan hari ulang tahun desanya. Desa yang lahir dari Dusun Susukan, Desa Kesugihan, Kecamatan Kalianda ini dimekarkan pada tahun 1973 lalu. Inilah yang membuat hubungan Desa Bulok begitu kental dengan Desa Kesugihan. Kepala Desa Bulok, M. Kuswanto, mengakui sejarah tersebut. Atas dasar itulah hubungan kedua desa itu terasa amat kental, dan para tokoh adat antar kedua desa pun selalu menghadiri acara desa, atau acara adat yang dilaksanakan. Meski Kuswanto suku Jawa, Ia tetap menjunjung tinggi suku dan adat di Lampung Selatan. “Tidak dipungkiri, acara ini terselenggara berkat peran dari tokoh adat. Saya juga sangat menjunjung tinggi pribahasa di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” katanya. Pada acara ulang tahun Desa Bulok yang ke-46 ini, Kuswanto mengajak seluruh elemen untuk menjadikan desa yang mekar pada Juli 1973 ini lebih baik lagi. Ajakan itu ditujukan kepada BPD, LPM, dan jajaran lainnya. Camat Kalianda, Erdiyansyah, mengatakan bahwa Pemerintah Kecamatan Kalianda sangat mengapresiasi penyelenggaraan acara ulang tahun Desa Bulok. Menurut pria yang akrab disapa Erdi ini, perayaan hari ulang tahun tersebut patut dijadikan contoh bagi desa lain agar mengadakan perayaan serupa. “Ini bisa dijadikan sebagai wisata juga. Kita lihat view-nya di sini sangat bagus, banyak pohon-pohon karet. Sangat unik, di Kalianda cuma Desa Bulok yang punya. Ini juga bisa dijadikan tempat swafoto,” katanya. Erdi meminta perayaan ulang tahun Desa Bulok dilaksanakan setiap tahun. Kalau bisa, kata dia, perayaan di tahun-tahun berikutnya bisa lebih meriah. Menurut Erdi, Desa Bulok memiliki berbagai potensi yang bisa dijadikan penarik wisatawan. Salah satu contoh Teluk Nipah, yang rencananya akan dijadikan ekowisata. “Kalau memang benar, kita tinggal menunggu waktunya. Terlepas dari itu, desa tetap memerlukan dukungan dari masyarakatnya. Sinergi pemerintah dengan masyarakat desa amat perlu jika ingin mewujudkan rencana yang telah dirancang,” katanya. Acara ulang tahun ini juga disertai dengan penyerahan makanan kepada tokoh adat, tokoh masyarakat, dan jajaran Pemerintahan Kecamatan Kalianda. Pads momen ini begitu terlihat aroma kekeluargaan yang kental, baik antara desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pemerintah. Tak ketinggalan, masyarakat juga diberikan nasi besek. Ratusan masyarakat yang hadir nampak senang ketika menerima nasi besek yang dibagikan oleh anggota perlindungan masyarakat (Linmas) Desa Bulok. (rnd)

Sumber: