Ratusan Santri Ushuluddin Diajar Ikhtifalan

Ratusan Santri Ushuluddin Diajar Ikhtifalan

PENENGAHAN – Pondok pesantren terpadu Ushuluddin mengadakan ikhtifalan. Kagiatan yang biasa disebut belajar berdakwah di dunia pesantren ini bertujuan sebagai wahana pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan mental bagi para santri.           Pimpinan pondok pesantren Ushuluddin, K.H. Dr. A. Rafiq Udin, S.Ag.,M.Si, mengatakan bahwa kegiatan positif ini mendapat sambutan yang hangat dari wali santi. Banyak juga wali santri yang mengapresiasi sistem pembelajaran ikhtifalan yang dipakai pihak pondok pesantren Ushuluddin. “Karena baru satu bulan tinggal di pesantren, tapi sudah berani berpidato dan berbicara di depan banyak orang. Ini menjadil hal sepsial karena disaksikan oleh semua santri, dewan guru, dan orang tua santri,” katanya kepada Radar Lamsel, Senin (29/7) kemarin. Rafiq mengatakan bahwa ikhtifalan merupakan ilmu yang harus dimiliki santrinya. Sebab, pesantren Ushuluddin memang dikenal dengan dai dan daiyahnya. Buktinya, pesantren yang terletak di Desa Belambangan, Kecamatan Penengahan, memang selalu berhasil menyabet gelar juara. Baik itu di tingkat kabupaten, dan provinsi. “Yang ikut ikhtifalan ini ada 157 orang santri. Santri baru dibimbing oleh satu ustadz, yang mengajarkan 5 orang santri. Metodenya, santri dibuatkan teks pidato, kemudian dihapal. Santri juga diajarkan strategi metode dakwah, dan berpidato. Mereka akan dibimbing maksimal,” katanya. Sejauh ini, ratusan santri yang ikut ikhtifalan bisa menguasai semua materi yang diberikan oleh pengajarnya masing-masing. Meski santri wajib, dan harus menguasai metode, Rafiq mengatakan pengajar masih memberikan keringanan kepada santri. Misalnya tidak mewajibkan semua teks yang ditulis harus dihapal. “Semampunya saja. Yang penting tampil didepan banyak orang. Tapi ternyata anak-anak hapal semua teks yang diberikan, ini semua berkat hasil bimbingan kita yang maksimal,” katanya. Metode pencetakan da’i dan da’iyah semacam ini sejatinya sudah menjadi adatan dilingkungan pondok-pondok alumni. Dikalangan Gontori (alumnus PMDG ‘red) agenda mingguan itu lebih popular dengan sebutan muhadhoroh(rnd)

Sumber: