Harga Sawit Anjlok, Petani ‘Buntung’
SRAGI – Merosotnya harga tandan buah segar (TBS) sawit selama dua bulan terakhir menjadi keluhan sejumlah petani di Desa Sukapura, Kecamatan Sragi. Harga TBS Sawit yang berkutat diangka Rp 650 – Rp 800 rupiah per kilogramnya menyebabkan petani gigit jari. Bukannya untung, petani justru ‘buntung’. Padahal selama ramadhan harga sawit sempat menyentuh Rp 1.100 per kilogramnya. Amin (58) salah satu petani setemapat mengatakan, harga sawit di tingkat petani kembali anjlok setelah lebaran, padahal sebelumnya harga sawit sempat menyentuh Rp 1.100 per kilogramnya. “Pada Ramadan lalu harga sawit sempat menyetuh Rp 1.100 rupiah per kilogram, namun hanya bertahan satu bulan. Dan setelah lebaran harga sawit turun drastis,” kata Amin kepada Radar Lamsel, Selasa (30/7). Amin mengungkapkan, selama dua bulan terahir harga sawit bahkan sempat menyentuh angka Rp 650 per per kilogram. Namun saat ini harga sawit mulai merangkak naik menjadi Rp 845 perkilogramnya. Meskipun harga tersebut belum mendatangkan keuntungan bagi petani. “Walaupun saat ini harga sawit sudah naik menjadi Rp 845 per kilogram. Namun harga tersebut belum mendatangkan keuntungan buat petani,” ujarnnya. Hal tersebut juga diamini oleh Udin (49), menurutnya harga sawit yang selama ini dibawah angka seribu sudah tidak sebanding dengan biaya perawatan kebun. Terlebih saat hasil produksi juga mengalami penurunan akibat musim kemarau. “Kalau harga seperti sekarang yang hanya Rp 800 rupiah petani enggak dapet untung, karena sudah tidak sesuai dengan biaya perawatan. Apalagi saat kemarau seperti ini hasil panen juga ikut turun,” pungkasnya. (vid)
Sumber: