Jika Ada Peringatan Tsunami, Lari ke Huntara!

Jika Ada Peringatan Tsunami, Lari ke Huntara!

Traumatik Tsunami Masih Memayangi Warga

RAJABASA – Pemerintah Kecamatan Rajabasa telah memeprsiapkan tempat evakuasi bencana bagi warganya yang tinggal tak jauh dari bibir pantai. Hunian sementara (huntara) diplot sebagai spot evakuasi yang cukup aman. Pemerintah kecamatan setempat menetapkan huntara sebagai tempat evkuasi pasca gempa yang terjadi sekitar pukul 19.03 WIB, Jumat (2/8) malam lalu.           Meski gempa yang dirasakan masyarakat hanya beberapa detik, tetapi hal itu menimbulkan kekhawatiran. Warga pun berbondong-bondong mencari lokasi aman supaya terhindar dari bencana. Apalagi, warga Kecamatan Rajabasa masih sedikit trauma dengan bencana tsunami yang menerjang wilayah itu pada Desember 2018 lalu.           Camat Rajabsa, Sabtudin, S.Sos, mengatakan pihaknya telah menetapkan lokasi huntara sebagai tempat untuk evakuasi jika ada peringatan tsunami. Lokasi huntara tersebar di beberapa desa, diantaranya Desa Banding, Rajabasa, Waymuli, Waimuli Timur, dan Kunjir. Dipilihnya huntara sebagai tempat evakuasi memang cukup pas. Pasalnya, hunian ini memang terletak di dataran tinggi.           “Sementara ini, kita pakai areal yang ada di lokasi huntara,” kata Sabtudin saat dihubungi Radar Lamsel, Minggu (4/8) kemarin.           Pada malam kejadian gempa, Sabtudin mengatakan banyak masyarakatnya yang langsung mengevakuasi diri ke huntara. Mereka menahan diri kembali ke rumah sebelum adanya pemberitahuan aman dari pemerintah, dalam hal ini BMKG. Sekitar pukul 22.00 WIB, BMKG mengeluarkan siaran jika peringatan dini tsunami telah berakhir.           “Sebagian ada yang pulang malam itu. Tapi sebagian lagi masih menunggu esok harinya,” katanya.           Pantauan evakuasi tak hanya terlihat di Kecamatan Rajabasa. Kecamatan Bakauheni juga membantu evakuasi warga Desa Kelawi, dan Desa Totoharjo. Puluhan warga dari masing-masing desa itu dievakuasi ke lokasi yang jauh dari bibir pantai. Langkah yang diambil memang tempat. Sebab, pantai Minang Rua, dan pantai Belebuk memang ikut terkena gelombang tsunami pada Desember 2018 lalu.           Diberitakan sebelumnya, gempa yang terjadi sekitar pukul 19.03 WIB, Jumat (2/8) malam, membuat warga Dusun Minang Rua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, sedikit khawatir. Demi menghindari peristiwa yang tak diinginkan, warga di dusun itu langsung mengungsi ke tempat yang lebih aman. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, sekitar 50 warga yang tinggal di sekitar pantai Minang Rua itu mengungsi tempat yang lumayan jauh dari bibir pantai. Mereka dievakusi oleh anggota Satpol PP yang bertugas di kecamatan itu. “Sejauh ini masih aman. Cuman, ada warga yang mengungsi. Ibu-ibu yang waspada,” kata anggota Satpol PP Kecamatan Bakauheni, Dayat, saat dihubungi Radar Lamsel. Sementara itu, 60 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Dusun Belebuk, Desa Totoharjo, Kecamatan Bakauheni, juga ikut mengungsi. Mereka menuju ke wilayah dusun 2, desa setempat, yang memiliki wilayah cukup tinggi dan jauh dari bibir pantai. “Kami mengevakuasi warga ke arah dusun 2. Di sini cukup aman karena wilayah tinggi,” kata anggota Intel Satpol PP Bakauheni, Danial. (rnd)

Sumber: