Kemarau, Ratusan Hektar Padi Terancam Puso di Ketapang
KETAPANG – Musim kemarau di Lampung Selatan mulai mengancam kelangsungan pertanian khususnya lahan tadah hujan. Di Kecamatan Ketapang misalnya. Luas tanaman padi yang mengalami kekeringan di wilayah ini makin meluas. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian setempat mencatat sekitar 141,5 hektar tanaman padi usia 30-80 hari terancam gagal panen (puso). Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) UPT Dinas Pertanian Kecamatan Ketapang Avit Rakedi mengatakan, curah hujan selama dua dekade ini hanya 3 milimeter sehingga tanaman padi usia 19-70 hari setelah tanam terancam gagal panen akibat kemarau. \"Upaya yang dilakukan petani untuk mengairi lahan sawah dengan pompanisasi maupun sumur bor. Namun hal itu tidak mampu karena airnya sudah sangat berkurang. Sementara yang lainnya pasrah karena lahan sawah tadah hujan kering,\" kata Avit Rakedi, Minggu (4/8). Ia menjelaskan, seluas 141,5 hektar tanaman padi yang terancam kekeringan itu tersebar di delapan desa di Kecamatan Ketapang. Rinciannya, seluas 102 hektar kekeringan ringan dan 39,5 ha kekeringan sedang. \"Luas tanaman padi yang gagal panen akan makin meluas kalau tidak turun hujan. Sumber air maupun sungai sudah mengering. Dua pekan lalu saja masih 68 hektar sekarang sudah 141,5 hektar yang terancam kekeringan,\" pungkasnya. Sementara itu, Muji (40) petani padi di Dusun Tasik, Desa Ruguk mengaku, untuk mengairi tanaman padi seluas satu hektar, ia melakukan pompanisasi air tambak walau payau untuk mengairi lahan sawah yang mulai kekeringan. \"Kasihan tanaman sudah dua kali di pupuk akan mati akibat kemarau. Jadi terpaksa “nyedot” air tambak karena sumur bor sudah tidak ada airnya lagi,\" ucapnya. Berdasarkan data dari UPT Dinas Pertanian Kecamatan Ketapang, diketahui luas lahan sawah di Kecamatan Ketapang mencapai 3.190 hektar, dengan luas tanam sekitar 1.780 hektar. Dari luas tanaman padi tersebut diperkirakan 141,5 hektar terancam gagal panen. (man)
Sumber: